KESAKSIAN: MOBIL BARU DARI TUHAN
Oleh: Ps.
Sonny Zaluchu
Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut
kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus (Filipi 4:19)
SAYA membutuhkan mobil. Panther yang lama sudah
sering keluar masuk bengkel dan digunakan untuk operasional antar jemput
anak-anak ke sekolah. Biaya yang dikeluarkan untuk membetulkan Panther sudah
melebihi ambang kepatutan. Tetapi apa daya saya tidak punya kesanggupan untuk
membeli yang baru, bahkan second sekalipun, tetap tidak mampu.
Dua tahun lalu, sebetulnya tersedia cukup uang yang
saya tabung sangat lama untuk membeli mobil baru. Apalagi, tiga mobil
yang pernah saya miliki sebelumnya, adalah mobil bekas (second). Sekali-kali saya ingin memiliki yang
benar-benar baru. Dua mobil terakhir adalah mantan milik Hamba Tuhan juga
sehingga dapat dipastikan jam terbang mobil tersebut sangat tinggi dan ini tentu
saja berdampak pada kinerja mobil yang pasti, semakin dipakai oleh saya sebagai
Hamba Tuhan di dalam berbagai medan pelayanan, akan semakin menurun. Itu
sebabnya, mobil yang terakhir, bolak-balik masuk bengkel. Alangkah sukacitanya
hati ini ketika uang yang disisihkan dari setiap berkat yang saya terima telah
cukup untuk membeli satu unit mobil baru.
Akan tetapi, rancangan manusia belum tentu merupakan
rancangan Tuhan. Satu visi baru Tuhan beri, tahun 2012, untuk merintis
pelayanan di Graha Padma Semarang. Meskipun dengan berat hati, dan air mata
yang menetes, saya mematahkan leher buli-buli minyak Narwastu itu – seperti Maria
pernah melakukannya pada Yesus, dan merelakan semua yang terkumpul itu
sebagai benih untuk membeli ruko sebagai tempat ibadah. Itulah yang kemudian
menjadi cikal bakal Gereja City Blessing Semarang (Semarang City Blessing
Church) yang saya namakan Golden Gate Community Church (G2CC). Saya berpikir
simpel. Tentu Tuhan mau melihat korban apa yang bisa saya berikan sebagai benih
untuk pembelian ruko tersebut. Maka yang terjadi kemudian sungguh menakjubkan.
Dalam delapan bulan, uang pembelian ruko terkumpul secara luar biasa dan bisa
dibayarkan kepada pengembang lebih cepat daripada waktu yang disediakan yakni
satu tahun. Maka kemudian saya berpikir, “Tidak apa-apa...benih mobil saya ada
di tanah dan bangunan ruko itu...toh ini untuk pekerjaan Tuhan.” Dan saya tetap
menggunakan mobil yang lama....puji Tuhan, daripada tidak ada sama sekali!
Panas, tinggal buka jendela. Rusak, ya, masukin bengkel lagi. “Mau bagaimana
lagi....apa yang ada itu yang patut disyukuri.”
Visi Baru
Tidak terasa, persekutuan doa sebagai langkah
perintisan sudah berjalan satu tahun dan berkembang di dalam perkenaan Tuhan. September
2014 yang lalu adalah ulang tahun yang pertama. Ada satu sukacita tersendiri
melihat berkembangnya pekerjaan Tuhan di Graha Padma. Kemudian saya doa begini, “Tuhan, aku nabung lagi ya...toh urusan untuk ruko sudah
beres...” Tuhan diam, tidak memberi konfirmasi apapun dan saya anggap itu
persetujuan-Nya. Dengan penuh semangat, tabungan yang semula berada di titik
nol, mulai terisi lagi, sedikit demi sedikit. Hati ini penuh dengan harapan baru
bahwa paling lambat akhir tahun sudah dapat mobil yang baru. Semua keinginan
itu saya catat di dalam buku doa dan menjadi salah satu pokok doa yang tidak
pernah berhenti saya bicarakan pada Tuhan. Bukankah Tuhan berkata, “Mintalah,
maka kamu akan diberi...” Saya pegang perkataan firman itu siang dan malam. Kalau
sudah waktunya, pasti dapat! Saya semakin melayani Tuhan dengan semangat karena
saya tahu Tuhan tidak pernah berhutang dan Ia selalu menjawab ‘kebutuhan’
(bukan keinginan) anak-anak-Nya yang setia. Saya berdoa begini, “Tuhan, apa
yang ada padaku saat ini adalah anugerahMu. Aku mengucap syukur memiliki mobil
itu walaupun harus keluar masuk bengkel. Aku percaya, Engkau memberkati tabungan
ini sehingga nanti akan terkumpul uang yang cukup untuk membeli mobil baru pada
waktu-Mu...”
Tetapi sesuatu kembali terjadi. Setelah terkumpul
cukup uang untuk membeli mobil baru, pelayanan di ruko mengalami perubahan
visi. Tuhan bergerak dengan cara yang cepat. Waktu Natal 2013 dan awal tahun
2014, ruko sudah tidak muat untuk perayaan. Lantai dua tempat ibadah menjadi
penuh sesak dan panas. Tidak ada pilihan lain, “kita harus berdoa membeli tanah
untuk membangun gereja...” Demikian saya berkata kepada pengurus. Di mobil saat
pulang ke rumah, saya menepuk jidat. “Aduh Tuhan, kalau rencana untuk membeli
tanah dan membangun gereja ini jadi, maka uang mobil akan melayang lagi...”
Saya pulang ke rumah sambil menangis di jalan dan disitu ada semacam kekuatan
yang Tuhan beri, bahwa kalau memang demikian jalan ceritanya dari Tuhan, maka
bagian saya cuma satu: taat sebagai hamba.
Naik Bus
Tuhan buka pintu di pertengahan tahun 2014. Rencana
pembelian tanah tiba-tiba menghadapi pintu-pintu yang terbuka. Penandatanganan
pembelian tanah untuk gereja dimulai. Satu tahun kami diberikan waktu hingga tahun
2015 untuk melunasi pembelian tanah itu. Seperti sejarah yang terulang, uang
yang sedikit demi sedikit terkumpul untuk membeli mobil, kembali harus ‘dicurahkan
semuanya’ seperti Narwastu yang dituang sampai habis. Saya ingat perkataan
Tuhan di dalam Alkitab, carilah dahulu kerajaan Allah....disitu saya diingatkan
bahwa ‘mencari’ salah satu artinya adalah mendahulukan! Tabungan kembali nol.
Semua uang mobil menjadi benih awal pembelian tanah rumah Tuhan. Tetapi hati
saya tetap bersukacita. “Kalau memang maunya Tuhan begitu ya, harus nurut.” Apa
yang menjadi bagian saya di dalam kerajaan-Nya tetap saya lakukan dengan
sukacita. Termasuk ketika beberapa bulan terakhir, saya pergi ke tempat
pelayanan di Yogya, Solo, Salatiga dan tempat-tempat pelayanan lainnya, naik
bus dan angkutan umum. Saya jalani dengan sukacita. Pernah di atas bus, saya
duduk merenung dan nangis sama Tuhan. “Bila aku harus melalui ini Tuhan, maka
aku akan melakukan dengan sukacita. Terima kasih Engkau masih membuka
kesempatan bagiku melayaniMu...” Pandangan mata ingin tahu para panitia atau
pengurus gereja yang menjemput dan mengantar di stasiun bus, menjadi motivasi
bagi saya, bahwa semua akan indah pada waktunya. Kadang di bus saya suka
bersenandung dan memotivasi diri sendiri. “Kerja buat Tuhan, selalu
manise...saya kerja buat Tuhan sungguh senang senange...” Padahal hati saya waktu itu sedang sedih-sedihnya....
“Proyek Saya
Jadi”
Tiba-tiba Tuhan balikkan keadaan. Sangat cepat. Seorang
pengusaha menghubungi dan berkata beberapa waktu lalu, “Pak, masih ingat proyek
saya ...(sambil menyebut nama proyek itu) Puji Tuhan, gol dan saya
mendapatkannya.” Saya juga bersyukur dengan berita tersebut. Tetapi kelanjutan
dari proyek itulah yang menjadi mujizat bagi saya. Pengusaha yang rendah hati
ini berkata, “Saya sudah janji iman pada Tuhan untuk membelikan bapak mobil.
Dan proyek ini telah jadi, maka bapak harus membeli mobil baru untuk mendukung
pelayanan. Silahkan pilih. Gak perlu naik bus lagi. Ini berkat Tuhan.” Saya melongo. Dia
memberikan dua lembar cek yang belum diisi dan menandatangani dua cek itu di
depan saya. Pulpen itupun diserahkan pada saya untuk dipakai mengisi angka di
dua lembar cek itu sesuai harga mobil. “Pakai satu cek untuk DP dan sisanya
untuk pelunasan,” katanya. Saya menerima dua lembar cek itu dengan perasaan
tidak karuan. Antara mimpi dan kenyataan, dan tiba-tiba saya menangis cukup
keras sewaktu menyadari bahwa ini bukan mimpi. Ini kenyataan dan cara Tuhan
yang ajaib. Dengan bijak, pengusaha itu menepuk pundak saya sambil tertawa
ringan, “Sudahlah pak, itu memang jatah bapak dari Tuhan. Saya cuma saluran.
Sudah sepatutnya mendapatkan itu. Saya pun senang jika melihat bapak memakainya
untuk melayani Tuhan...” Benar-benar itulah yang disebut sebagai berkat
tiba-tiba dari Tuhan. "Apa yang tidak pernah dilihat oleh
mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di
dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi
Dia." (1 Korintus 2:9).
Mencoba Menawar
Setelah membayar DP mobil tersebut, pikiran saya
berkecamuk. Bukankah masih ada urusan soal pembelian tanah gereja. Saya berdoa
minta hikmat dan tanda dari Tuhan. Maka saya menelepon kembali pengusaha
tersebut. “Pak, bisakah saya menawar.” Pengusaha itu menjawab, “Ya pak, ada
apa...” Saya dengan hati-hati berkata, “Seandainya boleh, walaupun saya sudah
DP, cek yang terakhir saya uangkan, tentu dengan nilai yang berasal dari bapak.”
Dia berkata, “Lho buat apa?” Saya menjelaskan, “Saya itu masih urus pembelian
tanah gereja. Jika bisa, maka berkat mobil ini, mumpung belum dicairkan, saya
alihkan untuk pembelian tanah gereja...apa boleh?” Lama pengusaha itu baru
menjawab. Hihihihi. Mungkin aneh buat dia saya menawar berkat itu. Akhirnya ia berkata, “Pak, itu janji iman saya. Hanya prosesnya,
bapak yang beli. Itu sama saja dengan saya datang ke rumah bapak beri mobil.
Karena itu janji iman dan saya senang melihat bapak naik itu untuk pelayanan,
maka uang itu harus digunakan untuk mobil. Nanti untuk tanah dan pembangunan
gereja, pasti akan Tuhan sediakan...” Aduh lega sekali rasanya mendengar
perkataan yang menyejukkan itu. Karena, seandainya pengusaha itu berkata boleh,
maka itu tanda bagi saya dari Tuhan untuk mengalihkan berkat tersebut. Rupanya,
Tuhan punya prioritas sendiri. Saya tersenyum
Refleksi
Ketika akhirnya mobil itu diantar delaer ke rumah,
saya melihatnya sebagai karya Tuhan yang besar. Saat mengurapi mobil itu, dan
bersukur menerimanya dari Tuhan, saya menangis. Tuhan bisa pakai siapa saja
untuk menjadi jalan berkat-Nya untuk menolong, selama kita melakukan bagian
kita dengan setia. Hamba Tuhan tidak perlu mengusahakan kebutuhannya, apalagi minta-minta. Kita punya Tuhan yang dahsyat dan melayani Allah yang luar biasa. Bukankah Dia Jehovah Jireh Tuhanlah
yang menjadi jawaban atas setiap kebutuhan itu. Saya masih ingat bulan Oktober ini, ada satu orang mbok-mbok penjual beras di pasar, datang ke rumah, bawa sekarung beras. "Untuk pak pendeta sekeluarga...biar bisa makan...." Kemarin dia sms lagi, kalau berasnya habis, tolong ambil ke lapak saya. Lha....sampai beraspun Tuhan kirim. Pengusaha itu, entah dia
membaca kesaksian ini atau tidak, telah menjadi saluran Tuhan. Dan itu adalah
hak yang sangat istimewa menjadi saluran-Nya untuk menolong hamba-Nya. Selama ada bejana yang kosong, pasti minyaknya mengalir. Saya
berdoa agar usahanya terus berkembang dan mengalami Ayin Hei Blessings supaya
dia juga melihat bahwa berkat Tuhan selalu menyertai hidupnya. Tetapi yang jauh
lebih penting, saya merasakan didikan Tuhan yang indah, ketika berani melepas
hak untuk pekerjaan Tuhan, membayar harga dengan air mata dan pengorbanan,
setia dalam panggilan, dengan motivasi yang benar, maka di satu titik, Tuhan akan bekerja dengan indah
menyediakan semua yang kita butuhkan dengan cara-Nya yang ajaib. “Kau slalu
punya cara untuk menolongku...Kau dahsyat dalam segala perbuatanMu...” Dia
Tuhan yang tidak pernah berhutang pada anak-anakNya. Ketika kelak orang-orang
melihat mobil berpelat H 62 CC itu di jalan raya, mereka tahu, itu mobil berkat
dari Tuhan. Mobil yang keberadaannya adalah keajaiban. Segala kemuliaan hanya
bagi Tuhan. (081325854343/gloryofgodmin@gmail.com)
Iman dan ketaatan yang begitu indah...kesaksian yang sangat memberkati...Gbu always...
BalasHapusPuji Tuhan. Kesaksian yg luar biasa dari seorang hambaNya yg rendah hati.
BalasHapusKuncinya di kalimat kesaksian adalah "Saya membutuhkan mobil". ...kami di Hong Kong, persekutuan Doulos-14 (waktu itu baru 4 orang) berkata, "Kami membutuhkan tempat untuk persekutuan; karena musim dingin, tidak mungkin bertahan di taman-taman kota". Mau menyewa tempat, tidaklah mungkin, karena 3x3meter saja, per bulan HK$5,500. Tiba-tiba di suatu malam, dalam mimpi, TUHAN bertanya, "Mau tempat 10 kali berapa? -maksudNya dalam hitungan meter-" Lalu saya jawab, "10!" Ya, deal 10x10 meter. Dan beberapa minggu kemudian, TUHAN beri FREE! Ada 2 tempat yang bisa dipakai sana-sini, total jika dihitung, 10x10 meter! TUHAN memberi apa yang DIBUTUHKAN, bukan apa yang DIINGINKAN (karena belum tentu seturut keinginan TUHAN saat ini). Kami di Hong Kong tidak butuh mobil (mahal biaya parkir per jam-nya), tapi butuh tempat; dan TUHAN beri. Terpujilah Tuha Raja Yesus Kristus yang sungguh hidup dan berbicara!
BalasHapusSangat memberkati 🙏
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuskesaksian yang membangun ... Tuhan punya banyak cara untuk memberkati hambanya...
BalasHapusSungguh indah cara Tuhan menjawab doa ya pa
BalasHapusSungguh kesaksian yg sangat memberkati dr hambaNya.
BalasHapusKirax menjadi teladan bg qt semua.
Amin....
Sungguh kesaksian yg sangat memberkati dr hambaNya.
BalasHapusKirax menjadi teladan bg qt semua.
Amin....
orang diberi mobil baru...saya butuh uang 50 juta untuk bayar hutang tp Tuhan tak mau tolong...saya berpuasa,..saya rajin berdoa meminta pertolongan...ttp toh tdk diperdulikan...keluarga sj tdk peduli apalagi Tuhan...itulah kata yg slalu dalam otak sy...ingin jual ginjal tetapi tdk ada yang membeli...lbh baik bunuh diri saja...mungkin Tuhan sdh mennjukkan jln bgini buat sya..
BalasHapusmas aan, klau boleh saran, mindset y ada itu diubah sedemikian rupa seturut dgn polanya Tuhan. Rajin puasa & doa itu baik, tp bukan "jaminan". Introspeksi diri, bercerminlah kpd firmanNYA. Pasti ada y salah. Tuhan melihat, mengerti, & peduli pd semua org. Tapi tindakan Tuhan tdk sembarangan diberlakukan kpd semua org. Harus ada ALASAN y benar/tepat sehingga Tuhan bertindak sesuatu kpd tiap org utk mendatangkan kebaikanNYA. Kesaksian di atas sebenarnya telah menunjukkan bgmn Tuhan bertindak terhadap seseorang y PANTAS memperoleh kebaikanNYA.
Hapus