Kesaksian: SETELAH SATU TAHUN DOAKU DIJAWAB TUHAN
Mar 11:24 Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.
Satu tahun ini saya mengalami masalah dengan lambung. Gas yang ada di dalam lambung saya tidak terkontrol sehingga ketika terlambat makan, atau makan tidak teratur, atau salah makan (yang mengandung unsur pedas, pahit, bumbu yang kuat, biji-bijian keras, minyak), maka saya akan langsung kesakitan bahkan hingga ke dada sebelah kiri. Saya sangat bergumul untuk mengatasi penyakit ini, yang bahkan pernah membawa saya opname di RS, disangka kena penyakit jantung dan sebagainya. Sesungguhnya, secara jujur, saya juga tidak tahu, penyakit apa persisnya yang saya derita. Saya juga pernah ke dokter gastro dan tak kunjung sembuh. Setelah check jantung, semuanya baik dan tidak ada masalah. Saya putus asa.
Satu tahun yang lalu, sewaktu terbaring lemah di ranjang RS, ada seorang yang menjeguk saya dan berjanji sambil memegang tangan kanan saya dengan kedua tangannya, dan berkata, “Pak Sonny, yang penting sekarang kuat dulu dan pulih. Nanti setelah kekuatannya kembali, silahkan pilih RS mana di luar negeri, Singapura atau Malaysia untuk check-up seluruhnya dan berobat, supaya bapak tuntas ditangani.” Kata-kata yang penuh kepastian itu saya pegang erat-erat dan membuat saya bersemangat untuk segera pulih.
Tetapi hingga satu tahun lebih ditunggu, orang tersebut barangkali sudah lupa terhadap janjinya itu sehingga saya tidak kunjung check-up. Saya juga enggan untuk menagihnya karena tidak mau dianggap hamba Tuhan yang matre atau memanfaatkan kesempatan. Tetapi saya selalu membawa itu di dalam doa. “Tuhan, berbagai jenis dokter sudah saya datangi tetapi penyakit ini tak kunjung sembuh. Saya rindu pergi ke Singapore untuk memastikan apa sebetulnya yang saya alami. Saya tidak tahu bagaimana caranya kesana karena belum pernah ke sana.” Apalagi setelah beberapa waktu lalu saya masuk RS lagi karena gas yang naik ke atas hingga membuat dada saya sakit, kerinduan untuk check-up begitu kuat. Bukan karena saya tidak punya uang. Masalahnya adalah, saya tidak tahu bagaimana cara pergi ke Singapore dan ke rumah sakit mana dan bagaimana prosedurnya. Saya dan isteri tetap berdoa !
Hingga suatu saat, di akhir Oktober lalu, ada seseorang yang menghubungi saya lewat telepon dan berkata, “Pak Sonny, saya cuma mau taat Tuhan. Beberapa hari lalu saat saya berdoa, saya ingat bapak dan sewaktu terus berdoa, saya memutuskan untuk membawa bapak ke Singapore untuk check-up. Semua biaya, tiket pp dan penginapan saya yang tanggung.” Terus terang saya kaget karena orang tersebut sama sekali tidak tahu mengenai pergumulan saya. Sementara itu, orang tersebut juga sedang dalam proses penyembuhan dari sakit cancer di Singapore. “Jadi, nanti saya ke lantai X untuk periksa dan bapak bisa ke lantai Y ke bagian dokter gastro. Anak saya akan menemani bapak!” Setelah bergumul di dalam doa, akhirnya saya menerima kesempatan itu. Terus terang, saya hampir gagal berangkat karena takut dan trauma dengan dokter. Berkali-kali via telepon, bapak yang baik hati ini selalu meyakinkan saya untuk tidak takut dan percaya ini jalan Tuhan bagi saya. Akhirnya, Sabtu 6 Nopember 2010, kami bertemu di Jakarta dan siap terbang malam itu ke Singapore. Sehari sebelumnya saya bertanya via telp untuk biaya pengobatan, bapak tersebut menjawab, “Bawa badan saja pak.”
Ujian pertama datang ! Malam itu semua penerbangan luar negeri ‘canceled’ karena efek debu Merapi. Kami putus asa mencari pesawat pengganti dan akhirnya mendapatkannya besok. Setelah tidur satu malam di Jakarta, pagi hari yang indah, kami tiba di Singapore dan langsung menuju apartemen yang akan menjadi tempat tinggal kami selama empat hari di sana.
Senin kami ke Gleneagles Medical Centre. Dari Indonesia saya sudah dijadwalkan untuk bertemu dokter Ngoi Sing Shang, seorang spesialis penyakit lambung dan sejenisnya, pukul 12 waktu Singapore. Ternyata beliau begitu sibuk dan baru bisa bertemu pukul 2pm. Setelah bercerita apa yang menjadi keluhan, beliau sepertinya sudah langsung tahu apa yang menjadi sumber penyakit tersebut. Dia dengan terampil memegang bagian lambung dan dengan cepat berkata ini masalah gas lambung dan untuk memastikan besok harus kembali ke klinik untuk endoskopi lewat atas dan bawah. Selasa pagi, saya kembali ke Gleneagles dan dibius total sehingga seluruh proses endoskopi yang saya takutkan dari Indonesia (karena pernah ada dokter di Indonesia yang juga mau melakukan hal tersebut tetapi saya tolak karena takut) tidak saya rasakan sama sekali. Tahu-tahu saya sudah di ruang pemulihan. Sorenya, setelah semua proses selesai, saya kembali ke dokter Ngoi dan sesuai diagnose memang ditemukan masalah dengan gas dan maag di lambung saya. Semua alat pencernaan normal dan tidak ada masalah signifikan. Satu-satunya masalah adalah kandungan gas yang cukup signifikan di daerah lambung bagian atas. Masalah bukan jantung dan semua tetek bengek lain seperti yang saya dapatkan di Indonesia. Saya cuma diberi satu obat oleh dokter Ngoi dan diminum selama 3 bulan setiap pagi sebelum sarapan. Mulai dari Singapore saya meminum obat itu dan puji syukur pada Tuhan, pertanyaan saya mengenai sakit ini terjawab dengan tuntas. Saya pulang kembali ke Indonesia dengan penuh rasa syukur pada Tuhan atas pertolonganNya sehingga saya bisa check-up di sana dan atas hikmat yang diberikan kepada dokter Ngoi untuk mendiagnosa dengan tepat. Perlakuan suster dan dokter di sana sungguh profesional. Mereka tidak mencoba-coba dan sepertinya sudah tahu apa yang menjadi akar masalah. Mereka memperlakukan pasien dengan baik dan tidak bertele-tele.
Yang menjadi kesaksian saya :
Disaat saya sempat kecewa terhadap seseorang yang pernah berjanji membawa saya chek-up, dan saya membereskan itu dihadapan Tuhan, ternyata Tuhan kirim orang lain. Melalui kejadian ini saya belajar bahwa Dia menjawab doa sekalipun itu butuh waktu 1 tahun mendoakannya. Maka dari itu teman-teman, jangan pernah kecewa kepada orang lain dan berharap sajalah pada Tuhan. Jangan pernah berhenti berdoa sampai sesuatu terjadi. Saya percaya orang yang dipakai Tuhan menolong saya itu, juga sudah Tuhan sembuhkan dan kepadanya akan Tuhan balaskan berlipat kali ganda kesehatan, kesembuhan dan berkat-berkat jasmani. Sebab, ditengah kebutuhan uang yang besar untuk pengobatannya, dia peduli pada orang lain, dia masih menolong orang lain seperti saya. Sungguh luar biasa kalau kita berharap pada Tuhan dan bukan pada manusia. Saya sekarang sudah sangat-sangat baik dan sudah sembuh. Pikiran juga sudah tenang karena telah mendapat jawaban.
Teman-teman, sekalipun pernah dikecewakan manusia, Tuhan tidak pernah mengecewakan kita. Marilah kita menolong orang lain selama kita mampu melakukan itu sebab Dia Allah yang tidak pernahy berhutang. Apa yang kita tabur itu yang dituai. Kita tabur pertolongan pada orang lain, secara ajaib Tuhan akan menolong kita lewat orang lain saat membutuhkannya. Dia bisa kirim burung gagak untuk menolong anda seperti Dia memberi makan Elia. Pengharapan pada Tuhan adalah pengharapan yang tidak mengecewakan. Ketika kita taat, Dia akan bertindak pada waktuNya, caraNya dan sesuai kehendakNya.
Satu lagi, jangan pernah makan terlalu kenyang, jangan langsung tidur setelah makan, jangan pernah terlambat makan, jika anda tidak mau terkena masalah seperti saya. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Biarlah semua ini memuliakan nama Tuhan ! Amin (/ps. sonny zaluchu at gloryofgodmin@gmail.com)
makan terlalu kenyang : sangat jarang kejadian
BalasHapustapi kalau terlambat makan dan langsung tidur setelah makan, sering kejadian. Dan sekarang ini...lambung saya pun mulai "rewel"