BE STRONG IN THE LORD
Oleh: Ps.
Sonny Eli Zaluchu, M.A, M.Th, D.Min, D.Th
Orasi dan Firman Tuhan
Wisuda STT
Sangkakala, Kopeng – 30 September 2016
Akhirnya,
hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya.
Efesus 6:10
Sidang senat, wisudawan dan wisudawati serta tamu
undangan yang saya hormati,
Hari ini kita akan melepas
sejumlah lulusan STT Sangkakala ke tengah-tengah masyarakat untuk memenuhi
panggilan Tuhan. Masa studi mereka di sekolah ini telah selesai dan inilah
saatnya mempraktekan semua yang diperoleh itu di dalam ladang pelayanan. Adalah
sebuah keberuntungan, setiap orang yang dipanggil dan dipilih Tuhan untuk
menjadi penuai di ladang-Nya. Mengapa?
Pertama, tidak
semua orang yang terpanggil menjadi terpilih. Dan, wisudawan wisudawati yang hari ini
menerima pengutusan mereka, adalah orang-orang pilihan Tuhan sendiri. Sementara
banyak orang menginginkan untuk dipanggil tetapi kemudian tidak terpilih,
anugerah dan kesempatan justru dibukakan kepada mereka. Ingat perumpamaan
tentang pesta perjamuan yang diselenggarakan oleh raja? Sebelum pesta dimulai,
orang-orang yang akan diundang sudah berada di dalam list. Dan anda semua hari
ini adalah orang-orang yang sudah berada di dalam daftar itu. Diundang menjadi
bagian penting dalam kerajaan Allah. Tentu saja, kursi yang telah Tuhan
sediakan itu harus disambut dan diresponi dengan benar. Kalau tidak, posisi
anda, akan diganti oleh orang-orang pinggiran !
Kedua, yang
mengutus bukanlah manusia tetapi Tuhan. Dia bisa saja memakai malaikat atau orang-orang
tertentu. Tetapi, Tuhan memutuskan memanggil anda dan memakainya untuk menjadi
bagian penting dalam menyelesaikan misi Tuhan di bumi. Mitra anda bukan manusia
tetapi Tuhan sendiri. Dan, itu adalah sebuah kehormatan. Banyak orang hebat di
luar sana. Tetapi Tuhan tidak memanggil mereka. Bagi Tuhan, kehebatan hanyalah
sebuah hasil akhir. Hebat di dalam Tuhan sangat bertolak belakang dengan hebat
karena dunia. Mula-mula, anda adalah sosok biasa-biasa saja. Tetapi karena
berada di tangan Tuhan, anda diubah menjadi orang-orang luar biasa. Apa
kuncinya? Selama empat tahun di STT, penempaan dan pembentukan telah
mempersiapkan anda menjadi orang hebatnya Tuhan. Sakit, menderita, susah serta
penuh tantangan telah dilalui. Kalau hari ini menyelesaikan satu proses itu,
artinya anda siap ke tahap berikutnya. Tuhanlah yang mengutus anda, bukan
manusia.
Ketiga,
percayalah, dimana Tuhan mengutus di sana Dia memberi ladang. Tuhan tidak pernah
mengutus seseorang ke padang gurun atrau ke tanah gersang. Dia mengutus ke ladang
yang menguning. Dimana Tuhan utus, disitu Tuhan sediakan ladang. Ladang memang
perlu diolah, dijaga dan diberi pupuk. Tuaian adalah hasilnya. Sementara kita
menyaksikan banyak orang yang begitu susah mendapatkan ladang, Tuhan justru
menyediakannya bagi anda. Itu adalah ladang Tuhan. Orang yang dikhususkan
mengelola ladang Tuhan, adalah orang yang dipercaya oleh Tuhan sendiri. Coba
renungkan, siapakah anda sehingga aset Tuhan yang sangat berharga itu,
dipercayakan ke dalam tanganmu? Ladang adalah tempat. Di ladang anda akan
menuai. Bukan hanya jiwa. Tetapi segala penyediaan Tuhan, disediakanNya dan
menjadi tuaian bagi anda. Bukankah Dia adalah Allah Jehovah Jireh?
Keempat, Tuhan
tidak pernah mengutus dengan tangan hampa. Dia tidak memberikan sesuatu yang tidak terlihat.
Dikatakan-Nya “Jangan membawa apa-apa
dalam perjalanan, jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua
helai baju. Dan apabila kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di
situ sampai kamu berangkat dari situ. Dan kalau ada orang yang tidak mau
menerima kamu, keluarlah dari kota mereka dan kebaskanlah debunya dari kakimu
sebagai peringatan terhadap mereka” (Lukas 9:3-5). Ketika Tuhan mengutus,
Dia memperlengkapi. Kuasa Roh Kudus adalah perlengkapan utama dari Tuhan. Sadar
atau tidak sadar, kuasa itu akan aktif dengan sendirinya saat meresponi
pengutusan. Melalui kuasa Roh Kudus akan terlihat bagaimana Allah meneguhkan pemberitaan
anda tentang kerajaan Allah. Anda akan melihat kesembuhan, pembebasan dan
pemulihan yang hebat.
Kelima, di
dalam setiap panggilan, butuh harga dan pengorbanan. Ladang dimana Tuhan utus,
adalah ladang yang tidak seperti kita pikirkan atau bayangkan. Kelihatannya
mudah tetapi di sana banyak tantangan dan kesulitan. Kelihatannya siap dituai
tetapi ternyata belum menguning. Terlihat tumbuh tetapi berbarengan dengan
ilalang. Butuh usaha dan kerja keras untuk akhirnya menuai. Setiap ladang harus
dikelola dengan maksimal, dan semua itu butuh proses untuk memberikan hasil
terbaik. Ketahuilah, kadang proses jauh lebih penting daripada hasil. Sebab,
hasil yang baik, hanya mengikuti proses yang dilalui. Di dalam sebuah proses,
dibutuhkan respon terbaik supaya semua tantangan dan masalah yang dihadapi,
bukan justru membuat anda surut dan menyerah. Melainkan, memicu untuk melakukan
hal yang lebih baik dan lebih baik lagi.
Sidang senat, wisudawan dan wisudawati serta tamu
undangan yang saya hormati,
Banyak orang-orang menjadi
gagal memenuhi panggilan Tuhan di dalam hidupnya. Dr. J. Robert Clinton, memulai
sebuah penelitian untuk menilai kepemimpinan di dalam Alkitab. Penelitian itu
melahirkan buku yang terkenal berjudul Finishing
Well (Menyelesaikan dengan Baik).
Buku ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan banyak menjadi rujukan
yang mengubah hidup orang-orang yang terjun di dalam pelayanan. Salah satu yang
diungkap oleh Dr. Clinton adalah, tidak semua orang yang dipanggil di ladang
Tuhan, berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik. 1/3 gagal di awal
panggilan, 1/3 gagal di pertengahan dan hanya 1/3 yang berhasil menyelesaikan
dengan baik (finishing well).[1] Anda mau
berada di 1/3 yang mana?
Kunci utama sebuah
penyelesaian yang baik adalah karakter, bukan karunia. Sebab, karunia hanya
akan membawa anda dengan cepat naik ke atas, karakterlah yang membuat anda
dapat bertahan di puncak keberhasilan. Tanpa karakter yang kuat, semua
tantangan dan persoalan di dalam ladang pelayanan, hanya akan membuat anda
menyerah bahkan lari dari panggilan. Ketika karakter lemah, bukannya membuat
Tuhan bangga, tetapi justru mempermalukan-Nya. Ketika gagal membangun karakter
yang baik, bukannya menjadi penuai di ladang-Nya malah menjadi pengangguran.
Karakter yang lemah akan membuat siapapun kalah di dalam menghadapi beratnya
tantangan dalam pelayanan. Seperti orang yang menerima satu talenta, dia tidak
melakukan apapun untuk mengelola apa yang telah dipercayakan kepadanya. Talenta
itu diambil.
Karakter, adalah faktor
kunci yang membuat setiap orang di ladang pelayanan, berhasil atau gagal.
Karakter adalah alasan utama yang menempatkan setiap orang berhasil
menyelesaikan dengan baik (finishing well). Maka, bangunlah pelayananmu atas
dasar karakter yang baik. Ikuti setiap proses Tuhan dengan respon terbaikmu
untuk melihat hal-hal hebat yang akan Tuhan hadirkan di dalam hidup anda.
Sidang senat, wisudawan dan wisudawati serta tamu
undangan yang saya hormati,
Yosua adalah seorang muda
yang terjun di dalam ladang pelayanan yang penuh tantangan dan persoalan. Dia
diminta untuk menjadi pemimpin sebuah bangsa yang dikenal suka melawan, protes
dan tegar tengkuk. Misinya sangat berat, memimpin bangsa ini memasuki Tanah
Perjanjian. Dan untuk tiba di sana, mereka harus bertempur melawan suku-suku
Kanaan yang mendiami daerah itu. Bukahkah ini adalah representasi sebuah ladang
yang berat?
Pernahkah anda mengamati,
bahwa Yosua, di awal pelayanannya memulai sebagai abdi Musa. Di dalam Yosua
1:1 dikatakan “Sesudah Musa hamba TUHAN itu mati, berfirmanlah TUHAN kepada Yosua bin
Nun, abdi Musa itu, demikian:”
Penekanannya adalah pada kata ‘abdi Musa’. Yosua tidak pernah memposisikan diri
untuk dilayani. Dia adalah seorang pelayan yang setia. Pelayan dari seorang
Musa yang berstatus ‘hamba Tuhan’. Tanpa sadar, saat menjadi abdi Musa, Yosua
terbentuk dan dibentuk. Saat tiba giliran baginya untuk diutus memimpin, sejumlah
tantangan dan masalah menghadang didepannya. Tetapi Yosua tidak goyah. Dasar
dari karakternya, untuk memenuhi panggilan itu, sudah terbentuk dengan kuat.
Seluruh narasi sejarah dari kitab Yosua akhirnya menjadi catatan keberhasilan
‘abdi Musa’ itu memimpin sebuah bangsa, dan membawa bangsa pilihan Tuhan memasuki
destiny mereka di Tanah Perjanjian. Yosua menjadi salah satu figur finishing
well. Di akhir pelayanannya, statusnya berubah. Dia bukan lagi disebut ‘hamba
Musa’ tetapi dicatat sebagai ‘hamba Tuhan’. Di dalam Yosua 24:29 dikatakan, “Dan sesudah peristiwa-peristiwa ini, maka matilah Yosua bin Nun, hamba TUHAN itu, ketika berumur seratus
sepuluh tahun.”
Kunci keberhasilan Yosua
adalah karakter. Musa sudah berpengalaman terhadap dinamika bangsa Israel sejak
berangkat dari Mesir. Itu sebabnya, saat suksesi kepemimpinan berlangsung dari
Musa ke Yosua, nasehat penting ini juga menjadi inspirasi buat kita semua. “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab
engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan
bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka” (Yosua
1:6). Mengapa harus menguatkan hati?
Hati adalah bagian hidup
seseorang yang paling rentan untuk dipengaruhi sesuatu. Ketika kita merasa
telah menjaganya, justru dia tidak terjaga. Demikian sebaliknya. Ketika hati
tidak terjaga, maka akan muncul kekuatiran dan ketakutan. Hati dapat dipenuhi
hal-hal negatif dan itu dapat membahayakan visi dan misi. Hati yang tidak
terjaga akan melemahkan pelayanan. Juga mendorong orang lari dari pengutusannya
karena tidak kuat menghadapi proses yang ada. Hati yang tidak terjaga akan
membuat siapapun, gagal memberi respon terbaiknya untuk menghadapi tantangan
dan pembentukan Tuhan di ladangNya.
Maka nasehat Paulus kepada
jemaat di Efesus patut direnungkan. “Akhirnya,
hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya” (Efesus
6:10). Paulus memulai dengan kata ‘akhirnya’. Kamus Strong[2]
mendefinisikan kata itu sebagai kata penutup untuk menegaskan setelah didahului
oleh uraian yang panjang lebar. Juga sering dipakai sebagai penutup surat yang
menjadi konklusi dari semuanya. Berarti, ini sesuatu yang sangat penting.
Apakah itu? Be strong !
Menjadi kuat secara
biologis, dapat terjadi karena pertumbuhan dan nutrisi yang sehat. Di dunia ini,
orang juga bisa menjadi kuat, secara sosial dan politik, karena memiliki segala
hal. Misalnya materi dan kekuasaan. Ada juga orang yang merasa kuat karena bergabung
dengan sesuatu yang besar dan tak terkalahkan. Paulus memberi perbandingan. Jangan
pernah mengandalkan kekuatan dari dunia. Bahwa kekuatan yang berasal dari dunia
ini adalah fana. Hanya kekuatan dari Tuhan sajalah yang kekal.
Di dalam pelayanan, dan
segala tantangan yang ada di sana, tidak ada seorangpun yang kuat karena
kemampuannya sendiri. Sumber kekuatan utama adalah Tuhan sendiri. Daud
menyadari itu sehingga ia pernah menulis Mazmur dan berkata “Pada Allah ada keselamatanku dan
kemuliaanku; gunung batu kekuatanku, tempat perlindunganku ialah Allah”
(Mazmur 62:8). Daud memiliki hati yang melekat kepada Tuhan.
Sidang senat, wisudawan dan wisudawati serta tamu
undangan yang saya hormati,
Akhirnya, orang yang menjadi
kuat di dalam Tuhan adalah:
Pertama, orang yang benar
benar bersandar hanya pada Tuhan, dan bukan bersandar pada kekuatan apapun di
luar Tuhan. Apapun yang terjadi di dalam hidupnya, ia selalu mencari Tuhan dan
mengandalkan Dia. Be strong in God adalah sebuah pilihan. Siapapun dapat
memilih sumber kekuatan di dalam hidupnya, tetapi hanya di dalam Tuhanlah, ada kekuatan
yang sejati.
Kedua, orang yang
mengandalkan Tuhan sebagai sumber kekuatan adalah orang yang meletakkan iman
percayanya pada Tuhan. Put your trust in
God. Banyak hal yang tidak dapat dimengerti di ladangNya. Banyak hal tak
terduga. Dan saat ketidakmengertian terjadi, yang Tuhan tuntut hanyalah
ketaatan. Ketaatan lahir dari sikap percaya yang mutlak. Taat mendahului
pengertian.
Ketiga, Tuhan punya sumber
kuasa yang tidak pernah habis. Orang yang melekat kepadaNya akan menerima
aliran itu, mengalir ke dalam dan melalui dirinya. Itulah kuasa Roh Kudus yang
memampukan dan membawa pada kekuatan supernatural Allah yang bermanifestasi di
dalam hidup anda. Maka, anda harus hidup konsisten bersama Tuhan (living
consistantly with God).
Saya mengucapkan selamat
kepada STT Sangkakala yang untuk kesekian kalinya mewisuda lulusan lulusan
sebagai pekerja di ladang Tuhan. Juga ucapan selamat kepada seluruh wisudawan
dan wisudawati. Selamat melayani. Tuhan Yesus memberkati.
Be strong !
Komentar
Posting Komentar