Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2008

LEMBAH YOSAFAT

Strategi Kemenangan Bagi Orang Percaya di Masa yang Sulit Ev. Sonny Eli Zaluchu Pernah mendengar lembah ini? Secara tradisi orang menyebutnya lembah Kidron, sebuah cekungan yang terletak antara tembok Yerusalem dengan Bukit Zaitun. Di sanalah diyakini secara profetik, Tuhan akan datang untuk kedua kalinya melakukan penghakiman yang terakhir. Itulah sebabnya lembah itu juga disebut dengan lembah penghakiman terakhir, tempat dimana bangsa-bangsa akan diadili. Nabi Yoel sudah menubuatkan hal itu di dalam salah satu tulisannya. Di dalam Yoel 3:12-14 dituliskan, “ Baiklah bangsa-bangsa bergerak dan maju ke lembah Yosafat, sebab di sana Aku akan duduk untuk menghakimi segala bangsa dari segenap penjuru. Ayunkanlah sabit, sebab sudah masak tuaian; marilah, iriklah, sebab sudah penuh tempat anggur; tempat-tempat pemerasan kelimpahan, sebab banyak kejahatan mereka. Banyak orang, banyak orang di lembah penentuan! Ya, sudah dekat hari TUHAN di lembah penentuan! “ Implikasinya bagi kita sekarang s

GIBEON: PENIPU YANG MELAYANI ALTAR

Bahan Seminar Kisah Gibeon pertama kali muncul di dalam Kitab Yosua pasal 9 setelah penaklukan Yerikho dan Ai. Gibeon adalah sebuah suku bangsa yang berdiam di tanah Kanaan dan harus ditaklukan oleh Yosua. Kota orang-orang Gideon berada tidak jauh dari Yerusalem dan Yerikho. Penyerbuan Yosua ke Yerikho dan Ai, sedikit banyak melatarbelakangi ketakutan orang-orang Gibeon. Sementara raja-raja bangsa Kanaan bersatu untuk menghadapi invasi Yosua seperti disebutkan di dalam Yosua 9:1, suku bangsa Gibeon justru merancang sebuah strategi sendiri. Mereka tidak mau menghadapi bangsa Israel dengan perlawanan bersenjata karena sadar bahwa mereka akan kalah dan pasti akan menimbulkan kerugian jiwa serta materi yang sangat banyak. Mereka pasti sudah mendengar penaklukan “sapu bersih” yang dilakukan Yosua dan itu menimbulkan ketakutan akan hilangnya sebuah suku bangsa dan keturunannya. Mereka tidak mau dihapuskan dari dalam ‘peta’. Mereka menyusun strategi agar bisa tetap bertahan hidup sebagai sebu

DOA SYAFAAT PROFETIK: MENDENGAR SUARA TUHAN

Artikel ini adalah bagian dari naskah buku THE POWER OF PRAYER yang sedang saya seminarkan di beberapa gereja untuk kemudian diterbitkan. Boleh dikutip asalkan disebutkan sumbernya. DOA SYAFAAT PROFETIK Ev. Dr. Sonny Eli Zaluchu Pengertian Doa syafaat profetik adalah doa syafaat yang berhubungan dengan nubuatan, suara Tuhan, untuk disampaikan kepada jemaat/orang lain dan atau untuk menjadi beban doa. Orang yang melakukan doa syafaat profetik, berdoa bukan saja atas pergumulan orang lain tetapi menerima beban doa di dalam dirinya dari Roh Kudus. Dia akan berhenti berdoa setelah Roh Kudus menyampaikan jawaban atau memberikan konfirmasi bahwa Surga telah mendengar dan/atau memberi respon. Doa syafaat profetik adalah salah satu spesifikasi doa syafaat yang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang percaya pada tingkat panggilan tertentu. Misalnya, panggilan untuk menjadi pendoa syafaat. Orang-orang seperti ini tahu bagaimana mengklaim janji Allah dan mampu melakukan peperangan untuk menarik ja

PENGAMPUNAN

Pendahuluan Diantara sejumlah perkara bagi orang Kristen yang paling sulit dilakukan adalah pengampunan. Fakta konseling membuktikan banyak hal, betapa pengampunan amat sulit dilakukan oleh orang percaya. Ada anak yang bertahun-tahun menyimpan dendam kepada orang tuanya yang pernah menelantarkannya. Ada jemaat yang bertahun-tahun bahkan akhirnya pindah gereja karena sulit mengampuni gembalanya. Bahkan mungkin kita sendiri, di dalam sudut hati paling dalam, masih menyisakan dendam dan sikap sulit mengampuni orang-orang yang pernah menyakiti kita. Berdasarkan sejumlah pengalaman itu, muncul satu pertanyaan klasik, benarkah pengampunan itu merupakan satu perkara yang paling sulit dilakukan? Yesus Telah Melakukannya Yesus Kristus sebagai sebuah teladan hidup bagi kita, dapat dijadikan acuan dalam hal pengampunan. Dalam sebuah penderitaan puncak di kayu salib, terhadap orang-orang yang menyakiti dan membuatnya luka, menanggung hukuman atas tindakan yang tidak dilakukanNya, Yesus mengucapkan