DOA SYAFAAT PROFETIK: MENDENGAR SUARA TUHAN
Artikel ini adalah bagian dari naskah buku THE POWER OF PRAYER yang sedang saya seminarkan di beberapa gereja untuk kemudian diterbitkan. Boleh dikutip asalkan disebutkan sumbernya.
DOA SYAFAAT PROFETIK
Ev. Dr. Sonny Eli Zaluchu
Pengertian
Doa syafaat profetik adalah doa syafaat yang berhubungan dengan nubuatan, suara Tuhan, untuk disampaikan kepada jemaat/orang lain dan atau untuk menjadi beban doa. Orang yang melakukan doa syafaat profetik, berdoa bukan saja atas pergumulan orang lain tetapi menerima beban doa di dalam dirinya dari Roh Kudus. Dia akan berhenti berdoa setelah Roh Kudus menyampaikan jawaban atau memberikan konfirmasi bahwa Surga telah mendengar dan/atau memberi respon.
Doa syafaat profetik adalah salah satu spesifikasi doa syafaat yang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang percaya pada tingkat panggilan tertentu. Misalnya, panggilan untuk menjadi pendoa syafaat. Orang-orang seperti ini tahu bagaimana mengklaim janji Allah dan mampu melakukan peperangan untuk menarik janji itu “turun” ke bumi.
Melalui doa syafaat profetik, pesan-pesan Tuhan diungkap secara khusus dan dapat ditangkap atau dinyatakan kepada seorang pendoa. Apabila pesan Tuhan sudah dinyatakan secara profetik dan ditangkap, maka pesan tersebut dapat berarti dua hal :
- Pesan itu disampaikan sebagai sebuah beban untuk didoakan oleh pendoa
- Pesan itu diterima oleh pendoa untuk disampaikan dengan tujuan menegur, menasehati, membangun, menghibur, meneguhkan, melakukan peperangan rohani, berjaga-jaga dan memberi arahan.
Dalam hal inilah seorang pendoa harus memahami bahwa tidak semua pesan Tuhan harus disampaikan sebagai sebuah suara nubuatan. Oleh karena itu, pendoa syafaat profetik perlu menetapkan ukuran-ukuran di dalam dirinya dengan bantuan Roh Kudus sebelum memutuskan apakah pesan tersebut menjadi beban doa pribadi, menjadi pergumulan di dalam kelompok terbatas, diteruskan kepada pemimpin atau menjadi konsumsi jemaat. Dalam hal inilah seorang pendoa syafaat perlu meminta secara khusus pada Tuhan karunia hikmat, pengertian dan kemampuan membedakan roh serta sikap disiplin profetik yang kuat.
Manfaat Rohani
Mengklaim janji Tuhan
Doa syafaat profetik dimulai dari sebuah janji Tuhan yang telah dinubuatkan melalui nabi-nabiNya. Setiap kali janji Allah dilepaskan, maka Allah bertanggung-jawab untuk menggenapinya. Penggenapan janji Allah itu amat tergantung dari sikap doa kita yang mampu menemukan, mengklaim janji itu dan memperjuangkannya di dalam roh sehingga kuasa doa itu mampu menarik janji tersebut menjadi nyata. Mengapa? Doa syafaat profetik, sanggup melepaskan kuasa Allah yang membuat alam roh bergerak dan menyatakan dirinya di alam nyata.
Janji Tuhan bukanlah sesuatu yang harus ditunggu. Kita harus secara pro-aktif mengejar janji itu sebab Allah membutuhkan peran serta kita untuk pekerjaanNya. Doa-doa yang kita panjatkan akan mendorong Allah bekerja! Melalui doa syafaat profetik, terjadi sebuah peperangan rohani di dalam Roh yang membantu Allah menggenapi kehendakNya dan melawan iblis yang mencoba menggagalkan kehendak Allah tersebut.
Melakukan Peperangan Rohani
Dibagian lain buku ini disinggung bahwa doa syafaat adalah sebuah perjumpaan. Demikian halnya juga dengan doa syafaat profetik. Kita berjumpa dengan Allah dan mendorongNya bekerja. Tetapi kita juga berjumpa dengan iblis dan seluruh penguasa kegelapan yang selalu berusaha menghambat pekerjaan Allah tersebut. Peperangan rohani terjadi untuk memenangkannya. Daniel melakukan itu. Dia menyadari bahwa ada satu janji Allah yang sangat penting untuk pemulihan bangsa Israel. Bangsa ini berada di dalam penghukuman Tuhan atas kedegilan, pemberontakan dan dosa-dosa yang dilakukannya. Tetapi Daniel menangkap sebuah pesan pemulihan yang akan Allah kerjakan bagi mereka, melalui nubuatan Nabi Yeremia. Masa penjajahan dan pembuangan akan berakhir di masa dimana Daniel hidup (Daniel 9:2). Inilah yang Daniel perjuangkan di dalam doa dan puasanya supaya janji itu digenapi! Apa yang terjadi? Doa Daniel didengar oleh Surga langsung pada hari pertama dia berdoa. Tetapi baru 21 hari kemudian jawaban itu menembus alam roh dan disampaikan kepadanya. Sebab apa? Peperangan rohani telah terjadi!
Allah menghendaki kita melakukan doa syafaat profetik untuk mendorong dan mempersiapkan jalan bagiNya untuk bekerja. Dia membutuhkan respon dan kerjasama kita. Allah juga menghendaki kita menyadari satu hal penting, bahwa melalui doa yang kita lakukan, kemenangan atas maut yang telah diraihNya, adalah kemenangan kita, anak-anakNya di dunia! Peperangan rohani yang kita lakukan di dalam doa adalah sebuah peneguhan akan kemenangan tersebut. Allah menghendaki kita berdoa profetik untuk menyadarkan bahwa kita punya posisi lebih dari pemenang terhadap sistem apapun di alam roh.
Menerima pesan Tuhan
Pesan Tuhan adalah ciri khas dari sebuah doa syafaat profetik atau selanjutnya kita sebut doa profetik. Petrus mengalami hal yang sama di dalam roh saat berdoa di loteng sebuah rumah di Yope. Pesan Tuhan jelas. Tuhan tidak menginginkan Petrus menyampaikan Injil secara eksklusif kepada bangsa Yahudi saja tetapi juga kepada bangsa-bangsa lain. Dalam sebuah penglihatan, sebuah kain lebar yang dihuni oleh berbagai jenis binatang diturunkan dari langit dan disertai perintah kepada Petrus untuk memakannya. Tetapi Rasul Petrus menolak karena beberapa diantara binatang yang ada di dalam bentangan kain itu dinyatakan haram oleh agama dan kebiasaan Yahudi. Kejadian itu berulang selama tiga kali dan Petrus tetap pada pendiriannya.
Ia merasa lapar dan ingin makan, tetapi sementara makanan disediakan, tiba-tiba rohnya diliputi kuasa ilahi. Tampak olehnya langit terbuka dan turunlah suatu benda berbentuk kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya, yang diturunkan ke tanah. Di dalamnya terdapat pelbagai jenis binatang berkaki empat, binatang menjalar dan burung. Kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata: "Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah!" Tetapi Petrus menjawab: "Tidak, Tuhan, tidak, sebab aku belum pernah makan sesuatu yang haram dan yang tidak tahir." Kedengaran pula untuk kedua kalinya suara yang berkata kepadanya: "Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram." Hal ini terjadi sampai tiga kali dan segera sesudah itu terangkatlah benda itu ke langit. (Kisah 10:10-16)
Perhatikan kembali seluruh kisah ini! Pesan Tuhan di dalam doa itu terjadi saat
o Petrus berdoa (ada kontak dari dirinya dengan Surga)
o Petrus kelaparan (ada kebutuhan di dalam dirinya)
o Roh Petrus diliputi kuasa Ilahi (ada kuasa Allah yang melingkupinya)
Allah punya kepentingan bagi tersebarnya Injil di permukaan bumi. Itu berarti perintah amanat agung harus segera dilaksanakan dan tidak terkonsentrasi di Yerusalem belaka. Karena keinginan Allah harus terlaksana, maka Dia menyampaikan pesan itu ke bumi melalui orang-orang yang berdoa. Pesan yang ditangkap inilah yang disebut pesan profetik. Pada saat seseorang sedang berdoa secara profetik, maka saluran di dalam alam roh akan terbuka. Pesan itu bisa kita terima karena roh kita terkoneksi dengan roh Allah. Itu sebabnya, setiap pesan profetik selalu didahului oleh hadirat Allah.
Pesan profetik Tuhan bisa sampai ke bumi karena ada orang-orang yang berdoa dan menyediakan rohnya diliputi kuasa Ilahi. Ada sebuah kebutuhan yang harus terpuasakan di dalam dirinya. Inilah ciri khas utama dari doa profetik. Saat melakukannya, kuasa Ilahi melingkupi pendoa sehingga inderanya masih tetap aktif tetapi hanya peka terhadap suara di dalam roh. Bisa melihat, bisa mendengar dan bisa bicara, tetapi terbatas dalam dimensi roh saja. Pendoa profetik saat berada di titik tunning point (sedang terhubung untuk transfer data), memang secara fisik ada di bumi tetapi dirinya tidak lagi memiliki kesadaran fisik terhadap bumi dan hal-hal material. Pesan profetik yang diterima pendoa pada saat itu disampaikan di dalam bentuk penglihatan terbuka yang bergerak, simbol atau gambar mati, suara yang audibel, kunjungan Surgawi (teofani) atau kesadaran Ilahi yang kuat.
Apakah sebenarnya pesan profetik itu?
Pesan profetik dapat digolongkan dalam dua bagian utama. Pertama adalah pesan Tuhan yang muncul dan turun ke bumi atas inisiatif Tuhan. Dia berkehendak dan menyatakan isi hatiNya melalui para pendoa atau orang-orang tertentu yang menjadi saluranNya (imparter). Kedua adalah sebagai tanggapan/hasil dari pergumulan manusia yang dipanjatkan ke Surga. Dapat muncul berupa jawaban doa atau peneguhan bahwa Allah berkenan atau tidak berkenan terhadap pergumulan tersebut.
Sebagaimana pengalaman Petrus, pesan Tuhan terhadap kedua hal tersebut dapat disampaikan dalam bentuk penglihatan, suara, kesadaran Ilahi atau kunjungan Surgawi (teofani). Juga bisa muncul melalui mimpi (Yusuf di PL dan Yusuf di PB), kejadian atau peristiwa dan tindakan profetik/prophetic act (nabi Yehezkiel di PL).
Beberapa saluran pesan Tuhan yang relevan
Penglihatan Rohani
Penglihatan rohani terjadi saat roh kita sedang terhubung dengan Roh Allah. Baik itu secara korporat (berdasarkan dukungan atmosfir pada waktu itu) ataupun saat doa syafaat pribadi. Penglihatan ini dapat berupa simbol, tekanan di dalam roh, gambar yang terulang-ulang, rekaman peristiwa atau tanda-tanda tertentu. Semuanya ini tergambar di dalam imajinasi kita saat berdoa atau menyembah Tuhan. Apabila pesan profetik itu merupakan sesuatu yang sifatnya visual, maka hal ini tergolong pada penglihatan rohani.
Alkitab menjelaskan kepada kita bahwa terdapat beberapa jenis penglihatan rohani yang pernah terjadi.
a. Penglihatan Sesaat
Terjadi berupa simbol, gambar, tanda-tanda, gambaran yang berlangsung cepat dan sesaat, kilasan peristiwa, dsb. Pada saat itu, semua indera kita masih berada di dalam tingkat kesadaran maksimal. Masih bisa mendengar orang lain atau merasakan hal-hal material. Biasanya fenomena ini terjadi saat mata jasmani tertutup dan suasana tempat berdoa penuh dengan urapan/intensitas doa. Ini juga disebut dengan penglihatan roh. Tujuannya untuk memberi beban doa atau memberi penjelasan. Biasanya terjadi pada saat berada di dalam urapan doa yang kuat atau berdoa di tempat-tempat khusus dimana intensitas roh kuat (seperti ruang doa, bukit doa, dsb).
Bisa terjadi di dalam suasana ini, Tuhan memperlihatkan kepada kita seseorang yang mungkin sedang membutuhkan pertolongan dan kita sedang dipanggil oleh Tuhan untuk melakukan syafaat kepadaNya atas nama orang tersebut.
Juga sering terjadi, Allah menyatakan pesannya secara berulang di dalam penglihatan yang sama. Artinya, Allah sedang melepaskan panggilan untuk melakukan syafaat terhadap penglihatan tersebut.
b. Penglihatan Terbuka
Muncul berupa gambaran peristiwa yang utuh yang berjalan atau bergerak dimana kesadaran kita berada di dua tempat sekaligus yakni alam dunia material dan alam roh. Kita dapat mencatat peristiwa-peristiwa yang terlihat itu (seperti pewahyuan kepada Yohanes di Patmos). Mata jasmani kita meyaksikan peristiwa peristiwa di dalam roh seperti sedang menyaksikan layar bioskop dan juga dapat menyaksikan alam nyata (menulis kejadian tersebut). Dalam peristiwa ini mata jasmani terbuka. Telinga juga dapat memberi respon terhadap suara alam nyata. Kita seolah-olah berada di dalam dua dunia yang paralel. Kesadaran kita terletak pada dua alam sekaligus.
Beberapa contoh yang terjadi adalah penglihatan terhadap langit yang terbuka atau penglihatan terhadap manifestasi urapan di dalam diri seseorang saat berdoa atau melayani. Contohnya cahaya tipis yang membungkus seseorang.
c. Trance (roh diliputi kuasa Ilahi)
Pada penglihatan jenis ini, semua indera kita terbuka terhadap alam roh tetapi tidak lagi terbuka terhadap alam nyata. Kita sama sekali tidak merasa berada di bumi tetapi di sebuah “tempat” lain dimana Roh membawa kita. Roh Allah menguasai kita sedemikian rupa sehingga orientasi indera kita hanya mampu menangkap fenomena yang terjadi di dalam dunia roh. Tubuh rohani kita sedang memberi respon terhadap manifestasi dunia roh dan tubuh fisik tidak melakukan apa-apa. Petrus mengalami kejadian ini saat berdoa di atas loteng sebuah rumah di Yope. Demikian juga dengan Yehezkiel sewaktu menerima pesan-pesan nubuatan dari Tuhan. Orang yang mengalami trance seperti ini, secara utuh memasuki dimensi Roh dan tubuh fisiknya untuk sementara “berhenti” berfungsi.
d. Kunjungan Ilahi
Ini adalah bentuk penglihatan supranatural dimana kita meyaksikan dengan indera kita, Tuhan/makhluk-makhluk sorga atau malaikat, menyatakan dirinya di alam nyata secara fisik atau dalam bentuk cahaya dan kita dapat merasakannya, menyentuhnya atau melakukan komunikasi. Kita juga tidak kehilangan orientasi terhadap alam nyata. Hal ini terjadi manakala makhluk Surgawi menyatakan dirinya di dalam dimensi menusia yang fana ini. Kunjungan seperti ini sangat jarang terjadi. Biasanya menyangkut sebuah peristiwa besar atau rancangan Allah yang besar di dalam sejarah umat manusia. Ada sebuah keadaan dimana Allah “meninggalkan” Surga dan menyatakan diri di bumi! Contoh yang pernah terjadi :
o Kunjungan malaikat Gabriel kepada Maria, Daniel, dll
o Kunjungan malaikat kepada Petrus yang membebaskannya dalam penjara
o Malaikat yang menjaga kubur Yesus
o Pernyataan kepada Zakaria
o Pergumulan Yakub dengan Malaikat Tuhan
o Kedatangan Malaikat di kemah Abraham saat penghancuran Sodom
Kunjungan Ilahi disebut juga teofani dan terjadi atas kedaulatan Allah di bumi. Teofani terjadi karena sebuah kebutuhan Surga yang mendesak untuk dikerjakan di tengah-tengah manusia.
Kesadaran Ilahi
Kesadaran Ilahi adalah sebuah bentuk pikiran yang ditransfer kepada kita oleh Roh Kudus. Sering disebut juga sebagai pencerahan Roh, baik melalui ingatan kepada ayat-ayat Firman Tuhan tertentu, pengertian/penjelasan yang baru terhadap kejadian tertentu, ataupun kesadaran tentang kebenaran/ketidakbenaran. Kesadaran Ilahi juga mampu membawa kita pada arahan-arahan baru melalui intuisi, pikiran atau sikap hati kita. Melalui cara ini, pikiran kita tiba-tiba menjadi terbuka terhadap sebuah rahasia firman atau pergumulan yang ada.
Pengalaman Maria yang sempat mempertanyakan “kehamilan”nya oleh Roh Kudus, akhirnya membawanya pada kesadaran bahwa apa yang sedang berlangsung itu dapat dimengerti. Demikian juga pada diri Yusuf yang akhirnya “menyadari” bahwa ia harus mengambil Maria menjadi isterinya.
Kesadaran Ilahi dapat muncul dari sumber-sumber eksternal seperti peristiwa, kejadian, orang-orang, binatang, berita, lagu, pujian dan penyembahan, bacaan, dsb. Tetapi perlu disadari bahwa tidak semua yang terjadi secara eksternal dapat digunakan sebagai sumber kesadaran Ilahi. Hanya hal-hal yang signifikan dengan firman Tuhan dan sesuai (meneguhkan) beban doa yang sedang digumulkan. Hal ini terjadi karena pikiran manusia sangat terbatas dan tidak mampu memahami cara Allah bekerja. Melalui kesadaran Ilahi, terjadi sebuah inovasi di dalam roh manusia sehingga manusia bisa memaknai pekerjaan AllahNya. Tentu saja hal ini terjadi atas kedaulatan Allah.
Kesadaran Ilahi dapat juga disebut sebagai sebuah impresi. Melalui impresi kita merasakan ada sesuatu yang bersifat tekanan di dalam roh kita dan mengarahkan pikiran kita terhubung dengan pikiran Allah. Kesadaran ini sifatnya mendesak dan menuntun kita untuk bertindak.
Mimpi
Mimpi berbeda dengan penglihatan. Mimpi dapat dipakai Tuhan untuk menyatakan pesanNya. Tetapi tidak semua mimpi merupakan pesan profetik dari Tuhan. Kita harus mampu membedakan dan melatih roh kita sedemikian rupa sehingga mampu mengenali mimpi sebagai sebuah bunga tidur ataupun sebagai sebuah pesan profetik.
Beberapa kasus di dalam Alkitab :
Yakub mendapat mimpi yang di dalam pelariannya.
Dan Malaikat Allah berfirman kepadaku dalam mimpi itu: Yakub! Jawabku: Ya
Tuhan! (Keluaran 31:11)
Peringatan Allah kepada Laban
Pada waktu malam datanglah Allah dalam suatu mimpi kepada Laban, orang
Aram itu, serta berfirman kepadanya: "Jagalah baik-baik, supaya engkau jangan
mengatai Yakub dengan sepatah katapun." (Keluaran 31:24)
Peringatan kepada orang Majus
Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes,
maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain. (Matius 2:12)
Petunjuk Allah kepada Yusuf untuk meninggalkan tempat
"Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di
sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu
untuk membunuh Dia." (Matius 2:13)
Untuk menemukan perbedaan antara mimpi sebagai bunga tidur dan sebagai pesan profetik, kita dapat menggunakan materi “pesan” itu sebagai sebuah standard. Jika mimpi itu tentang perkara-perkara rohani atau pengungkapan tentang kejadian di masa depan, maka dapat dipastikan itu adalah sebuah mimpi profetik. Tetapi jika itu hanya sebuah khayalan atau dinamika masa lalu, dapat dipastikan bahwa mimpi itu merupakan bunga tidur dan bukan sebuah pesan. Mimpi yang menghasilkan pesan adalah mimpi yang membawa tujuan Surga ke bumi dan mengandung otoritas Allah. Ada arahan dan gambaran yang jelas di dalam mimpi itu yang menegaskan sifat profetiknya. Mimpi profetik jauh dari unsur-unsur romantisme atau konflik psikologis alam bawah sadar.
Berikut ini terdapat beberapa point yang dapat kita gunakan untuk membedakan mimpi dengan penglihatan.
• Mimpi terjadi saat tidur, penglihatan terjadi saat berdoa.
• Mimpi terjadi begitu saja, penglihatan butuh kondisi-kondisi tertentu
• Mimpi menyampaikan materi yang bisa berulang-kali, penglihatan memberikan informasi sesaat.
• Mimpi biasanya akurat, penglihatan berupa arahan atau kepingan informasi.
• Mimpi memerlukan akal pikiran yang sehat untuk menerjemahkannya sedangkan penglihatan membutuhkan roh yang sehat.
Suara
Suara adalah sebuah saluran pesan Tuhan. Pesan profetik secara audibel adalah pesan Surgawi yang bisa ditangkap dan di dengar jelas oleh telinga jasmani kita. Biasanya berupa perintah, teguran, arahan atau suara musik. Pada saat disampaikan, telinga rohani kita secara otomatis mampu menangkap sumber suara Surgawi. Pengalaman Paulus di dalam perjalanan ke Damsyik dapat menjadi sebuah kesaksian Alkitab tentang “suara” tersebut.
Suara ini biasanya memiliki karakter :
o tegas tapi lembut
o menegur tapi penuh dengan damai sejahtera
o memberi petunjuk atau arahan
o seperti suara laki-laki
o jelas terdengar
o punya otoritas dan membawa urapan
o menghasilkan perubahan
bersambung..............
DOA SYAFAAT PROFETIK
Ev. Dr. Sonny Eli Zaluchu
Pengertian
Doa syafaat profetik adalah doa syafaat yang berhubungan dengan nubuatan, suara Tuhan, untuk disampaikan kepada jemaat/orang lain dan atau untuk menjadi beban doa. Orang yang melakukan doa syafaat profetik, berdoa bukan saja atas pergumulan orang lain tetapi menerima beban doa di dalam dirinya dari Roh Kudus. Dia akan berhenti berdoa setelah Roh Kudus menyampaikan jawaban atau memberikan konfirmasi bahwa Surga telah mendengar dan/atau memberi respon.
Doa syafaat profetik adalah salah satu spesifikasi doa syafaat yang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang percaya pada tingkat panggilan tertentu. Misalnya, panggilan untuk menjadi pendoa syafaat. Orang-orang seperti ini tahu bagaimana mengklaim janji Allah dan mampu melakukan peperangan untuk menarik janji itu “turun” ke bumi.
Melalui doa syafaat profetik, pesan-pesan Tuhan diungkap secara khusus dan dapat ditangkap atau dinyatakan kepada seorang pendoa. Apabila pesan Tuhan sudah dinyatakan secara profetik dan ditangkap, maka pesan tersebut dapat berarti dua hal :
- Pesan itu disampaikan sebagai sebuah beban untuk didoakan oleh pendoa
- Pesan itu diterima oleh pendoa untuk disampaikan dengan tujuan menegur, menasehati, membangun, menghibur, meneguhkan, melakukan peperangan rohani, berjaga-jaga dan memberi arahan.
Dalam hal inilah seorang pendoa harus memahami bahwa tidak semua pesan Tuhan harus disampaikan sebagai sebuah suara nubuatan. Oleh karena itu, pendoa syafaat profetik perlu menetapkan ukuran-ukuran di dalam dirinya dengan bantuan Roh Kudus sebelum memutuskan apakah pesan tersebut menjadi beban doa pribadi, menjadi pergumulan di dalam kelompok terbatas, diteruskan kepada pemimpin atau menjadi konsumsi jemaat. Dalam hal inilah seorang pendoa syafaat perlu meminta secara khusus pada Tuhan karunia hikmat, pengertian dan kemampuan membedakan roh serta sikap disiplin profetik yang kuat.
Manfaat Rohani
Mengklaim janji Tuhan
Doa syafaat profetik dimulai dari sebuah janji Tuhan yang telah dinubuatkan melalui nabi-nabiNya. Setiap kali janji Allah dilepaskan, maka Allah bertanggung-jawab untuk menggenapinya. Penggenapan janji Allah itu amat tergantung dari sikap doa kita yang mampu menemukan, mengklaim janji itu dan memperjuangkannya di dalam roh sehingga kuasa doa itu mampu menarik janji tersebut menjadi nyata. Mengapa? Doa syafaat profetik, sanggup melepaskan kuasa Allah yang membuat alam roh bergerak dan menyatakan dirinya di alam nyata.
Janji Tuhan bukanlah sesuatu yang harus ditunggu. Kita harus secara pro-aktif mengejar janji itu sebab Allah membutuhkan peran serta kita untuk pekerjaanNya. Doa-doa yang kita panjatkan akan mendorong Allah bekerja! Melalui doa syafaat profetik, terjadi sebuah peperangan rohani di dalam Roh yang membantu Allah menggenapi kehendakNya dan melawan iblis yang mencoba menggagalkan kehendak Allah tersebut.
Melakukan Peperangan Rohani
Dibagian lain buku ini disinggung bahwa doa syafaat adalah sebuah perjumpaan. Demikian halnya juga dengan doa syafaat profetik. Kita berjumpa dengan Allah dan mendorongNya bekerja. Tetapi kita juga berjumpa dengan iblis dan seluruh penguasa kegelapan yang selalu berusaha menghambat pekerjaan Allah tersebut. Peperangan rohani terjadi untuk memenangkannya. Daniel melakukan itu. Dia menyadari bahwa ada satu janji Allah yang sangat penting untuk pemulihan bangsa Israel. Bangsa ini berada di dalam penghukuman Tuhan atas kedegilan, pemberontakan dan dosa-dosa yang dilakukannya. Tetapi Daniel menangkap sebuah pesan pemulihan yang akan Allah kerjakan bagi mereka, melalui nubuatan Nabi Yeremia. Masa penjajahan dan pembuangan akan berakhir di masa dimana Daniel hidup (Daniel 9:2). Inilah yang Daniel perjuangkan di dalam doa dan puasanya supaya janji itu digenapi! Apa yang terjadi? Doa Daniel didengar oleh Surga langsung pada hari pertama dia berdoa. Tetapi baru 21 hari kemudian jawaban itu menembus alam roh dan disampaikan kepadanya. Sebab apa? Peperangan rohani telah terjadi!
Allah menghendaki kita melakukan doa syafaat profetik untuk mendorong dan mempersiapkan jalan bagiNya untuk bekerja. Dia membutuhkan respon dan kerjasama kita. Allah juga menghendaki kita menyadari satu hal penting, bahwa melalui doa yang kita lakukan, kemenangan atas maut yang telah diraihNya, adalah kemenangan kita, anak-anakNya di dunia! Peperangan rohani yang kita lakukan di dalam doa adalah sebuah peneguhan akan kemenangan tersebut. Allah menghendaki kita berdoa profetik untuk menyadarkan bahwa kita punya posisi lebih dari pemenang terhadap sistem apapun di alam roh.
Menerima pesan Tuhan
Pesan Tuhan adalah ciri khas dari sebuah doa syafaat profetik atau selanjutnya kita sebut doa profetik. Petrus mengalami hal yang sama di dalam roh saat berdoa di loteng sebuah rumah di Yope. Pesan Tuhan jelas. Tuhan tidak menginginkan Petrus menyampaikan Injil secara eksklusif kepada bangsa Yahudi saja tetapi juga kepada bangsa-bangsa lain. Dalam sebuah penglihatan, sebuah kain lebar yang dihuni oleh berbagai jenis binatang diturunkan dari langit dan disertai perintah kepada Petrus untuk memakannya. Tetapi Rasul Petrus menolak karena beberapa diantara binatang yang ada di dalam bentangan kain itu dinyatakan haram oleh agama dan kebiasaan Yahudi. Kejadian itu berulang selama tiga kali dan Petrus tetap pada pendiriannya.
Ia merasa lapar dan ingin makan, tetapi sementara makanan disediakan, tiba-tiba rohnya diliputi kuasa ilahi. Tampak olehnya langit terbuka dan turunlah suatu benda berbentuk kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya, yang diturunkan ke tanah. Di dalamnya terdapat pelbagai jenis binatang berkaki empat, binatang menjalar dan burung. Kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata: "Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah!" Tetapi Petrus menjawab: "Tidak, Tuhan, tidak, sebab aku belum pernah makan sesuatu yang haram dan yang tidak tahir." Kedengaran pula untuk kedua kalinya suara yang berkata kepadanya: "Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram." Hal ini terjadi sampai tiga kali dan segera sesudah itu terangkatlah benda itu ke langit. (Kisah 10:10-16)
Perhatikan kembali seluruh kisah ini! Pesan Tuhan di dalam doa itu terjadi saat
o Petrus berdoa (ada kontak dari dirinya dengan Surga)
o Petrus kelaparan (ada kebutuhan di dalam dirinya)
o Roh Petrus diliputi kuasa Ilahi (ada kuasa Allah yang melingkupinya)
Allah punya kepentingan bagi tersebarnya Injil di permukaan bumi. Itu berarti perintah amanat agung harus segera dilaksanakan dan tidak terkonsentrasi di Yerusalem belaka. Karena keinginan Allah harus terlaksana, maka Dia menyampaikan pesan itu ke bumi melalui orang-orang yang berdoa. Pesan yang ditangkap inilah yang disebut pesan profetik. Pada saat seseorang sedang berdoa secara profetik, maka saluran di dalam alam roh akan terbuka. Pesan itu bisa kita terima karena roh kita terkoneksi dengan roh Allah. Itu sebabnya, setiap pesan profetik selalu didahului oleh hadirat Allah.
Pesan profetik Tuhan bisa sampai ke bumi karena ada orang-orang yang berdoa dan menyediakan rohnya diliputi kuasa Ilahi. Ada sebuah kebutuhan yang harus terpuasakan di dalam dirinya. Inilah ciri khas utama dari doa profetik. Saat melakukannya, kuasa Ilahi melingkupi pendoa sehingga inderanya masih tetap aktif tetapi hanya peka terhadap suara di dalam roh. Bisa melihat, bisa mendengar dan bisa bicara, tetapi terbatas dalam dimensi roh saja. Pendoa profetik saat berada di titik tunning point (sedang terhubung untuk transfer data), memang secara fisik ada di bumi tetapi dirinya tidak lagi memiliki kesadaran fisik terhadap bumi dan hal-hal material. Pesan profetik yang diterima pendoa pada saat itu disampaikan di dalam bentuk penglihatan terbuka yang bergerak, simbol atau gambar mati, suara yang audibel, kunjungan Surgawi (teofani) atau kesadaran Ilahi yang kuat.
Apakah sebenarnya pesan profetik itu?
Pesan profetik dapat digolongkan dalam dua bagian utama. Pertama adalah pesan Tuhan yang muncul dan turun ke bumi atas inisiatif Tuhan. Dia berkehendak dan menyatakan isi hatiNya melalui para pendoa atau orang-orang tertentu yang menjadi saluranNya (imparter). Kedua adalah sebagai tanggapan/hasil dari pergumulan manusia yang dipanjatkan ke Surga. Dapat muncul berupa jawaban doa atau peneguhan bahwa Allah berkenan atau tidak berkenan terhadap pergumulan tersebut.
Sebagaimana pengalaman Petrus, pesan Tuhan terhadap kedua hal tersebut dapat disampaikan dalam bentuk penglihatan, suara, kesadaran Ilahi atau kunjungan Surgawi (teofani). Juga bisa muncul melalui mimpi (Yusuf di PL dan Yusuf di PB), kejadian atau peristiwa dan tindakan profetik/prophetic act (nabi Yehezkiel di PL).
Beberapa saluran pesan Tuhan yang relevan
Penglihatan Rohani
Penglihatan rohani terjadi saat roh kita sedang terhubung dengan Roh Allah. Baik itu secara korporat (berdasarkan dukungan atmosfir pada waktu itu) ataupun saat doa syafaat pribadi. Penglihatan ini dapat berupa simbol, tekanan di dalam roh, gambar yang terulang-ulang, rekaman peristiwa atau tanda-tanda tertentu. Semuanya ini tergambar di dalam imajinasi kita saat berdoa atau menyembah Tuhan. Apabila pesan profetik itu merupakan sesuatu yang sifatnya visual, maka hal ini tergolong pada penglihatan rohani.
Alkitab menjelaskan kepada kita bahwa terdapat beberapa jenis penglihatan rohani yang pernah terjadi.
a. Penglihatan Sesaat
Terjadi berupa simbol, gambar, tanda-tanda, gambaran yang berlangsung cepat dan sesaat, kilasan peristiwa, dsb. Pada saat itu, semua indera kita masih berada di dalam tingkat kesadaran maksimal. Masih bisa mendengar orang lain atau merasakan hal-hal material. Biasanya fenomena ini terjadi saat mata jasmani tertutup dan suasana tempat berdoa penuh dengan urapan/intensitas doa. Ini juga disebut dengan penglihatan roh. Tujuannya untuk memberi beban doa atau memberi penjelasan. Biasanya terjadi pada saat berada di dalam urapan doa yang kuat atau berdoa di tempat-tempat khusus dimana intensitas roh kuat (seperti ruang doa, bukit doa, dsb).
Bisa terjadi di dalam suasana ini, Tuhan memperlihatkan kepada kita seseorang yang mungkin sedang membutuhkan pertolongan dan kita sedang dipanggil oleh Tuhan untuk melakukan syafaat kepadaNya atas nama orang tersebut.
Juga sering terjadi, Allah menyatakan pesannya secara berulang di dalam penglihatan yang sama. Artinya, Allah sedang melepaskan panggilan untuk melakukan syafaat terhadap penglihatan tersebut.
b. Penglihatan Terbuka
Muncul berupa gambaran peristiwa yang utuh yang berjalan atau bergerak dimana kesadaran kita berada di dua tempat sekaligus yakni alam dunia material dan alam roh. Kita dapat mencatat peristiwa-peristiwa yang terlihat itu (seperti pewahyuan kepada Yohanes di Patmos). Mata jasmani kita meyaksikan peristiwa peristiwa di dalam roh seperti sedang menyaksikan layar bioskop dan juga dapat menyaksikan alam nyata (menulis kejadian tersebut). Dalam peristiwa ini mata jasmani terbuka. Telinga juga dapat memberi respon terhadap suara alam nyata. Kita seolah-olah berada di dalam dua dunia yang paralel. Kesadaran kita terletak pada dua alam sekaligus.
Beberapa contoh yang terjadi adalah penglihatan terhadap langit yang terbuka atau penglihatan terhadap manifestasi urapan di dalam diri seseorang saat berdoa atau melayani. Contohnya cahaya tipis yang membungkus seseorang.
c. Trance (roh diliputi kuasa Ilahi)
Pada penglihatan jenis ini, semua indera kita terbuka terhadap alam roh tetapi tidak lagi terbuka terhadap alam nyata. Kita sama sekali tidak merasa berada di bumi tetapi di sebuah “tempat” lain dimana Roh membawa kita. Roh Allah menguasai kita sedemikian rupa sehingga orientasi indera kita hanya mampu menangkap fenomena yang terjadi di dalam dunia roh. Tubuh rohani kita sedang memberi respon terhadap manifestasi dunia roh dan tubuh fisik tidak melakukan apa-apa. Petrus mengalami kejadian ini saat berdoa di atas loteng sebuah rumah di Yope. Demikian juga dengan Yehezkiel sewaktu menerima pesan-pesan nubuatan dari Tuhan. Orang yang mengalami trance seperti ini, secara utuh memasuki dimensi Roh dan tubuh fisiknya untuk sementara “berhenti” berfungsi.
d. Kunjungan Ilahi
Ini adalah bentuk penglihatan supranatural dimana kita meyaksikan dengan indera kita, Tuhan/makhluk-makhluk sorga atau malaikat, menyatakan dirinya di alam nyata secara fisik atau dalam bentuk cahaya dan kita dapat merasakannya, menyentuhnya atau melakukan komunikasi. Kita juga tidak kehilangan orientasi terhadap alam nyata. Hal ini terjadi manakala makhluk Surgawi menyatakan dirinya di dalam dimensi menusia yang fana ini. Kunjungan seperti ini sangat jarang terjadi. Biasanya menyangkut sebuah peristiwa besar atau rancangan Allah yang besar di dalam sejarah umat manusia. Ada sebuah keadaan dimana Allah “meninggalkan” Surga dan menyatakan diri di bumi! Contoh yang pernah terjadi :
o Kunjungan malaikat Gabriel kepada Maria, Daniel, dll
o Kunjungan malaikat kepada Petrus yang membebaskannya dalam penjara
o Malaikat yang menjaga kubur Yesus
o Pernyataan kepada Zakaria
o Pergumulan Yakub dengan Malaikat Tuhan
o Kedatangan Malaikat di kemah Abraham saat penghancuran Sodom
Kunjungan Ilahi disebut juga teofani dan terjadi atas kedaulatan Allah di bumi. Teofani terjadi karena sebuah kebutuhan Surga yang mendesak untuk dikerjakan di tengah-tengah manusia.
Kesadaran Ilahi
Kesadaran Ilahi adalah sebuah bentuk pikiran yang ditransfer kepada kita oleh Roh Kudus. Sering disebut juga sebagai pencerahan Roh, baik melalui ingatan kepada ayat-ayat Firman Tuhan tertentu, pengertian/penjelasan yang baru terhadap kejadian tertentu, ataupun kesadaran tentang kebenaran/ketidakbenaran. Kesadaran Ilahi juga mampu membawa kita pada arahan-arahan baru melalui intuisi, pikiran atau sikap hati kita. Melalui cara ini, pikiran kita tiba-tiba menjadi terbuka terhadap sebuah rahasia firman atau pergumulan yang ada.
Pengalaman Maria yang sempat mempertanyakan “kehamilan”nya oleh Roh Kudus, akhirnya membawanya pada kesadaran bahwa apa yang sedang berlangsung itu dapat dimengerti. Demikian juga pada diri Yusuf yang akhirnya “menyadari” bahwa ia harus mengambil Maria menjadi isterinya.
Kesadaran Ilahi dapat muncul dari sumber-sumber eksternal seperti peristiwa, kejadian, orang-orang, binatang, berita, lagu, pujian dan penyembahan, bacaan, dsb. Tetapi perlu disadari bahwa tidak semua yang terjadi secara eksternal dapat digunakan sebagai sumber kesadaran Ilahi. Hanya hal-hal yang signifikan dengan firman Tuhan dan sesuai (meneguhkan) beban doa yang sedang digumulkan. Hal ini terjadi karena pikiran manusia sangat terbatas dan tidak mampu memahami cara Allah bekerja. Melalui kesadaran Ilahi, terjadi sebuah inovasi di dalam roh manusia sehingga manusia bisa memaknai pekerjaan AllahNya. Tentu saja hal ini terjadi atas kedaulatan Allah.
Kesadaran Ilahi dapat juga disebut sebagai sebuah impresi. Melalui impresi kita merasakan ada sesuatu yang bersifat tekanan di dalam roh kita dan mengarahkan pikiran kita terhubung dengan pikiran Allah. Kesadaran ini sifatnya mendesak dan menuntun kita untuk bertindak.
Mimpi
Mimpi berbeda dengan penglihatan. Mimpi dapat dipakai Tuhan untuk menyatakan pesanNya. Tetapi tidak semua mimpi merupakan pesan profetik dari Tuhan. Kita harus mampu membedakan dan melatih roh kita sedemikian rupa sehingga mampu mengenali mimpi sebagai sebuah bunga tidur ataupun sebagai sebuah pesan profetik.
Beberapa kasus di dalam Alkitab :
Yakub mendapat mimpi yang di dalam pelariannya.
Dan Malaikat Allah berfirman kepadaku dalam mimpi itu: Yakub! Jawabku: Ya
Tuhan! (Keluaran 31:11)
Peringatan Allah kepada Laban
Pada waktu malam datanglah Allah dalam suatu mimpi kepada Laban, orang
Aram itu, serta berfirman kepadanya: "Jagalah baik-baik, supaya engkau jangan
mengatai Yakub dengan sepatah katapun." (Keluaran 31:24)
Peringatan kepada orang Majus
Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes,
maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain. (Matius 2:12)
Petunjuk Allah kepada Yusuf untuk meninggalkan tempat
"Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di
sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu
untuk membunuh Dia." (Matius 2:13)
Untuk menemukan perbedaan antara mimpi sebagai bunga tidur dan sebagai pesan profetik, kita dapat menggunakan materi “pesan” itu sebagai sebuah standard. Jika mimpi itu tentang perkara-perkara rohani atau pengungkapan tentang kejadian di masa depan, maka dapat dipastikan itu adalah sebuah mimpi profetik. Tetapi jika itu hanya sebuah khayalan atau dinamika masa lalu, dapat dipastikan bahwa mimpi itu merupakan bunga tidur dan bukan sebuah pesan. Mimpi yang menghasilkan pesan adalah mimpi yang membawa tujuan Surga ke bumi dan mengandung otoritas Allah. Ada arahan dan gambaran yang jelas di dalam mimpi itu yang menegaskan sifat profetiknya. Mimpi profetik jauh dari unsur-unsur romantisme atau konflik psikologis alam bawah sadar.
Berikut ini terdapat beberapa point yang dapat kita gunakan untuk membedakan mimpi dengan penglihatan.
• Mimpi terjadi saat tidur, penglihatan terjadi saat berdoa.
• Mimpi terjadi begitu saja, penglihatan butuh kondisi-kondisi tertentu
• Mimpi menyampaikan materi yang bisa berulang-kali, penglihatan memberikan informasi sesaat.
• Mimpi biasanya akurat, penglihatan berupa arahan atau kepingan informasi.
• Mimpi memerlukan akal pikiran yang sehat untuk menerjemahkannya sedangkan penglihatan membutuhkan roh yang sehat.
Suara
Suara adalah sebuah saluran pesan Tuhan. Pesan profetik secara audibel adalah pesan Surgawi yang bisa ditangkap dan di dengar jelas oleh telinga jasmani kita. Biasanya berupa perintah, teguran, arahan atau suara musik. Pada saat disampaikan, telinga rohani kita secara otomatis mampu menangkap sumber suara Surgawi. Pengalaman Paulus di dalam perjalanan ke Damsyik dapat menjadi sebuah kesaksian Alkitab tentang “suara” tersebut.
Suara ini biasanya memiliki karakter :
o tegas tapi lembut
o menegur tapi penuh dengan damai sejahtera
o memberi petunjuk atau arahan
o seperti suara laki-laki
o jelas terdengar
o punya otoritas dan membawa urapan
o menghasilkan perubahan
bersambung..............