WHEN THE DAY OF PENTECOST
Ketika
tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba
turunlah
dari
langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di
mana
mereka
duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang
bertebaran dan
hinggap
pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka
mulai
berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada
mereka
untuk mengatakannya. (Kisah Para Rasul 2:1-4)
Hari
pentakosta adalah sebuah titik balik. Roh Kudus dinyatakan di atas kepala 120
orang murid yang sedang berkumpul di atas loteng Jerusalem setelah sekian hari
mereka berdoa menantikan janji Yesus tersebut. Langsung hari ini, di dalam khotbahnya
yang penuh semangat dan berapi-api, 3000 orang memberi diri dibaptis. Kuasa Roh
Kudus telah menjadi penentu sejarah. Anak-anak Tuhan yang menerimanya, tidak
lagi sama. Mereka diperlengkapi dengan kuasa dan dimanapun pergi memberitakan
Injil membawa dampak yang besar !
Dampak
yang besar, itulah target Roh Kudus melalui pengurapanNya atas hidup anak-anak
Tuhan. Sesaat sebelum Tuhan terangkat naik ke Surga, Dia telah mengingatkan hal
tersebut. Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh
Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di
seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kisah 1:8). Terjemahan yang sangat bagus
ditulis oleh TLB. "But when the Holy Spirit has come upon
you, you will receive power to testify about Me with great effect, to the people in Jerusalem, throughout Judea, in
Samaria, and to the end of the earth, about my death and resurrection."
Apakah
dampak yang besar itu? Tentu saja jawabannya adalah kebangunan rohani atau
REVIVAL ! Di dalam sebuah kebangunan rohani, kekuatan sepernatural Allah dinyatakan.
Orang sakit sembuh. Bahkan yang mati bangkit. Kehidupan rohani dipulihkan dan
pertobatan sejati berlangsung dimana-mana. Orang-orang berbalik menuju jalan Tuhan
dan memiliki hati yang lapar haus akan Dia. Ibadah dipenuhi dengan lawatan dan
manifetasi kuasa Tuhan. Urapan dicurahkan seperti air terjun yang tidak pernah
habis. Hati anak-anak Tuhan berkobar-kobar di dalam Tuhan. Dampak yang besar
mengarah pada satu perubahan radikal yang tidak saja mempengaruhi wilayah
rohani tetapi hal-hal fisik. Tanah menjadi subur, kejahatan turun,
tempat-tempat dosa ditutup, komunitas bergerak dari sikap hidup yang jauh
menjadi takut akan Tuhan.
Pertanyaannya,
setiap tahun kita memperingati hal itu, tepat sepuluh hari setelah ibadah
kenaikan Yesus ke surga. Apakah kita masih memiliki kuasa yang sama dengan
dampak yang besar, dalam kapasitas kita sebagai pribadi dan denominasi, di
gerenasi dimana kita saat ini berada? Masihkah kita memiliki spirit pentakosta
sebagaimana ketika dicurahkan pertama kali di atas loteng Yerusalem? Atau
justru telah padam tetapi mengklaim masih memilikinya?
Ingat,
orang bisa saja beraktifitas, melayani Tuhan atau beribadah sekalipun tidak
lagi memiliki api. Farisi contohnya. Banyak gereja dan anak-anak Tuhan di dalam
kondisi tersebut. Api telah padam tetapi herannya, mengklaim masih memilikinya.
Padahal, tidak ada dampak yang besar yang dilakukan, jangankan kepada
komunitas, tetapi di dalam ruang ibadah, terlihat banyak orang yang cuma rutin
dan agamawi. Kehadiran Allah tidak dijumpai lagi. Sebuah ironi yang justru
dipertahankan keberadaannya.
Kisah
para rasul mengingatkan kita untuk beranjak dari kesuaman rohani, beranjak dari
kematian api Roh Kudus. Sudah bukan saatnya kita berpaling ke masa lalu dan
bernostalgia tentang kehebatan generasi sebelum kita di dalam kekuatan Roh
Kudus. Itu sudah lewat ! Api sudah diturunkan dan kuasa Roh Kudus terus menerus
tercurah sejak kejadian di loteng Jerusalem. Sekarang kita harus dapatkan api
itu kembali karena Tuhan punya rencana besar di generasi kita. Ada satu jenis
kekeringan rohani yang siap disambar oleh kuasa Tuhan. Ketika menjumpai ada
jiwa yang lapar dan haus akan Tuhan, disana Tuhan akan menyatakan diri. Dimana urapan
dihargai dan diterima, disana tempat kesukaanNya untuk bermanifestasi. Roh
Kudus tidak boleh dibatasi, bahkan oleh doktrin sekalipun. KehadiranNya di
Jerusalem telah mengubah pandangan orang-orang Yahudi mengenai kegerakan Allah.
Salah satunya si Rasul besar, yakni Paulus. Kalau memang kita harus memperbaiki
tata cara kita demi mendapatkan kembali api itu, tidak ada yang salah! Gereja
harus kembali membawa umat mendapatkan api itu….! Tanpa kuasa Roh Kudus, kita tidak akan dapat membawa dampak yang besar.
Ketika tiba hari pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Mereka sehati dan sepakat. Itu kuncinya. Mereka meminta dan menanti janji Tuhan. Mereka fokus pada api tersebut. Bagaimana dengan kita? Masihkah api itu ada di dalam diri anda? Jangan mengaku orang pantekosta kalau tidak memiliki api pantekosta sejati ! Jangan mengaku punya pai Roh Kudus kalau hidupmu tidak berdampak dan ibadahmu tanpa hadirat Tuhan serta tidak membawa breakthrough !
itulah fenomena yang sedang melanda banyak gereja. Banyak program gereja, namun tidak memiliki api untuk gereja. Ibadah hanya merupakan rutinitas formil sbg orang kristen..Saatnya mengembalikan Api itu...!!!! Thx pak bt refleksinya. GB dlm pelayanan dan keluarga.Amin
BalasHapus