KESAKSIAN HOLYLAND AGUSTUS 2013
Oleh : Ps. Sonny Zaluchu
·
Penulis Buku HOLYLAND – Jejak Kaki Tuhan di
Tanah Suci
SAYA tiba kembali dengan seluruh rombongan dengan selamat di tanah air,
tepat pada tanggal 21 Agustus 2013. Meski kelelahan, di dalam diri peserta saya
melihat sukacita telah menyelesaikan perjalanan ziarah ini dengan indah dan
tuntunan Tuhan yang selalu nyata dalam setiap rute atau perjalanan, dari
berangkat hingga pulang kembali ke Indonesia. Perjalanan 12 hari yang dimulai
tanggal 9 Agustus lalu sungguh merupakan perjalanan iman dan perjumpaan dengan
Tuhan.
Membatalkan atau Tetap Nekad Berangkat?
Dua minggu sebelum keberangkatan, larangan keberangkatan dan perjalanan
menuju Mesir sudah dikeluarkan oleh berbagai negara dan diketahui semua
peserta. Situasi politik di Mesir sudah memperlihatkan tanda-tanda ketidakstabilan
dan kekacauan. Tapi tidak ada pilihan lain. Perubahan dengan mengundurkan
jadwal keberangkatan tidak memungkinkan karena itu adalah situasi lebaran dan
semua jadwal penerbangan ke Timur Tengah, penuh. Maka ada dua pilihan.
Membatalkan seluruh keberangkatan dan disebut sebagai force majeur (dengan
seluruh resikonya, yaitu duit tidak kembali semuanya karena telah dipotong
biaya-biaya) atau tetap ‘nekad’ berangkat pada tanggal yang telah ditetapkan
(dengan resiko menghadapi situasi buruk di Mesir). Rute perjalanan ini adalah 2
hari di Mesir dan memasuki Israel dari terminal Taba (border imigrasi
Israel-Mesir), yang dijangkau dari Kairo lewat wilayah Sina’i. Semua peserta
yang dihubungi menyatakan pilihannya, tetap dengan jadwal yang ada dan membawa
masalah ini dalam doa pribadi masing-masing. Hati sayapun tenang. Saya
tersenyum. Kadang berhadapan dengan orang Kristen Indonesia, susah membedakan
antara iman dan nekad. Seorang teman saya di belahan negara lain ikut
mengatakan kami nekad dengan keputusan itu. Waktu hal itu saya ungkap di depan
peserta, mereka memberikan respon beragam tetapi pada umumnya ikut tersenyum.
Belakangan memang ketahuan bahwa saat kami tiba di Bandara Internasional Cairo,
sama sekali tidak ada wisatawan manca negara di bandara, yang biasanya terlihat
antri di masa liburan seperti ini. Tahun lalu di bulan yang sama, rombongan
kami antri 1 jam hanya untuk antri di imigrasi bersama wisatawan dari Asia
lainnya. Kali ini, sepi ! Kecuali orang-orang Mesir sendiri yang kembali ke
nagara mereka. Rasa was-was itu tetap ada…tapi saya percaya kalau Tuhan ijinkan
group ini berangkat, maka Dia akan campur tangan.
Pengalaman di Mesir
Saya percaya ini tidak kebetulan. Pasti Tuhan telah memberikan hikmat
waktu menetapkan tanggal ziarah. Jika berangkat dari Indonesia tanggal 9 Agustus
pagi maka akan tiba di Mesir tanggal 9 Agustus sore dan itu bertepatan dengan
perayaan Idul Fitri ! Setiba di Bandara Cairo, pertanyaan pertama kepada Agent
yang menjemput kami di sana adalah: “Bagaimana situasi di Kairo?” Dia jawab sederhana:
memang tidak bisa diprediksi tetapi ini masa Idul Fitri dan sampai dua tiga
hari ke depan, semua pasti aman karena banyak orang menghormati perayaan ini.
Disitu saya ingat, bahwa Tuhan ikut mengatur perjalanan ini. Tidak kebetulan
bahwa kami memasuki Mesir pada waktu Idul Fitri berlangsung. Karena sudah sore,
maka kami langsung di antar ke wilayah Piramid tempat hotel kami berada, Le
Meridien Piramid Hotel. Kami melewati malam itu dengan ucapan syukur pada Tuhan
akan pemeliharaan-Nya.
Keesokan harinya kami melakukan ziarah ke Bukit Muqatam. Peserta
dilawat Tuhan dalam ibadah di gereja tersebut. Saya dapat anugerah. Tiba-tiba
bisa bertemu dengan Abuna Shamean, pendiri dan gembala dari gereja tersebut
yang memang agak susah dicari dan ditemui. Tetapi ini rupanya yang Tuhan
rancang. Di tengah suasana pemuridan yang penuh peserta, saya diajak bertemu
Abuna Shamean dan luar biasa bisa bertemu muka dengan hamba Tuhan bersahaja,
suka menyendiri doa di gurun, dan dikenal dengan doanya untuk mujizat. Di sebelah kiri di jalan turun menuju gereja
terdapat satu ruangan tempat kruk, alat banju jalan dan kursi roda yang tiap
saat bertambah dan ruang itu sudah penuh sesak. Orang-orang yang dulu
menggunakannya sudah tidak memerlukan lagi. Banyak kesembuhan dan mujizat
terjadi di sini. Saya seperti melihat wajah Tuhan. Saya bertemu dengan dia,
beliau bertanya siapa saya dan bagaimana pelayanan di Indonesia. Kemudian
tibalah sata yang ditunggu. Dia berdoa menumpangkan tangan di atas kepala sambil
memerang Salib dan memberikan pengurapan dengan minyak. Saya merasakan sesuatu
yang berbeda saat itu. Seperti ada tenaga dan panas di sekujur tubuh saat beliau
berdoa dengan Bahasa Arab dan diterjemahkan oleh guide saya yang juga adalah
seorang Koptik. Wah, luar biasa pengalaman ini. Berjalan keluar dari gua tempat
dia mengajar seperti memakai sesuatu yang tidak kelihatan di sekujur tubuh.
Demikianlah, sepanjang hari itu, kami berhasil menjalani semua rute tanpa
masalah apapun. Masih satu hari Tuhan….(belakangan saya dikabari bahwa sejak
sore sudah mulai terjadi pengumpulan masa di daerah sekitar hotel tetapi
informasi ini tidak disampaikan ke peserta).
Hari terakhir di Mesir. Pagi yang indah. Setelah melakukan tour ke
beberapa tempat, kami pun meninggalkan Mesir menuju Sinai untuk mendaki Gunung
Sinai dan masih menginap satu malam di kaki Sinai sebelum akhirnya menuju
border. Karena situasi Idul Fitri kami putuskan melalui jalur tengah lewat kota
pantai laut Merah Sharm El Sheik yang tidak melelahkan. Polisi yang mengawal di
bus juga menyetujui dengan ketentuan, local guide kami harus setiap saat update
posisi kami di jalan hingga tiba di Sinai. Tentu saja saya agak takut melewati
jalan ini, tetapi itu salah satu rute terpendek. Saya menyimpan itu semua dalam
hati dan berdoa agar Tuhan menjaga perjalanan di gurun, tepatnya di Sinai
bagian Utara. Tuhan menjawab doa. Kami tiba di kaki Sinai menjelang malam
(masih sore) dan perjalanan yang jauh itu berjalan dengan lancar. Tidak terlalu
banyak stop untuk pemeriksaan keamanan, tidak konvoi dan bus melaju dengan
baik. Lagi-lagi Tuhan menyertai. Malamnya beberapa peserta naik ke puncak Sinai
dan ada yang memilih tidur. Saya ingat
satu halluar biasa terjadi di Mara. Saat group berdoa, di tempat dimana Allah
menyatakan perjanjianNya dengan Israel mengenai Allah yang menyembuhkan, disitu
seorang anggota Polisi yang ikut rombongan ziarah disembuhkan seketika mata
sebelah kanannya yang sakit dan selama ini tak tersembuhkan. Satu tanda
kehadiran Tuhan yang luar biasa.
Keesokan harinya, perjalanan menuju Taba Border juga berjalan singkat
dan sangat lancar. Semua urusan di Imigrasi Israel berlangsung dengan cepat.
Kami kebetulan berpapasan dengan penduduk Israel yang baru pulang dari liburan
di tempat wisata di wilayah tersebut. Sedikit banyak, keberadaan mereka yang ‘menumpuk’
di perbatasan telah memperlancar proses kami memasuki Israel. Bus dan Local
Guide yang mengurus kami selama di Israel sudah menjemput dan akhirnya saya
tiba lagi di tanah perjanjian. Waktu itu
tanggal 11 Agustus, sore hari, bus kami naik ke kota Jerusalem disambut oleh
cahaya keemasan matahari sore di kota damai itu. Hati ini rasanya tenang dan
penuh damai memasuki kembali kota Jerusalem, kota Tuhan yang luar biasa di
sepanjang sejarah manusia. Mata ini berair dan hati terharu merasakan kasih
Tuhan. Kami langsung masuk hotel dan saya langsung menyalakan TV mencari
informasi terkini di CNN. Betapa terkejutnya menyaksikan bahwa beberapa jam
setelah kami meninggalkan Kairo menuju Sinai, kekacauan dan kerusuhan yang
lebih besar melanda seluruh wilayah Mesir termasuk daerah sekitar hotel yang
diblokade oleh massa. Seperti kita tahu bahwa pemerintah Mesir mengeluarkan
keadaan darurat dan pemberlakukan jam malam. DI titik itu saya bersujud
mengucapkan terima kasih pada Tuhan bahwa semua hal tersebut dilalukanNya di
belakang kami ! Peserta yang mengetahui hal ini juga memberikan respon ucapan
syukur yang tak teringga atas penjagaan Tuhan. Rupanya, kami adalah group terakhir
wisatawan yang meninggalkan Mesir sebelum kekacauan dan kerusuhan berlangsung.
Terima kasih Tuhan…. Saya ingat, selama berada di Mesir, saya selalu
mengucapkan doa yang sama siang dan malam. Tuhan, seperti Engkau menjaga
anak-anak Yakub, demikian aku percaya Engkau juga menjaga kami. Saya membaca
keras-keras ayat ini. “Sesudah itu berangkatlah mereka. Dan kedahsyatan yang
dari Allah meliputi kota-kota sekeliling mereka, sehingga anak-anak Yakub tidak
dikejar (Kejadian 35:5).” Kini saya mengerti arti ayat itu setelah mengalami
sendiri bagaimana Tuhan melakukan hal serupa dalam group ziarah yang saya
pimpin.
Naik lagi ke Golden Gate
Hal kedua yang istimewa berlangsung di Israel. Entah kenapa seluruh
pelataran di wilayah Timur Dome of The Rock sepi sekali saat berkunjung ke
bekas lokasi Bait Allah. Local guide yang memang dekat dengan saya, langsung
bertanya, “Abuna, mau naik lagi?” Saya sudah tahu arah pertanyaan itu. Saya
mengiyakan tanpa menunggunya bertanya dua kali. Maka terjadilah, untuk ketiga
kalinya, saya diijinkan Tuhan naik lagi ke atas puncak gerbang Golden Gate yang
selalu tertutup itu. Di atas Golden Gate itu saya berdoa dan kemudian dengan
cepat turun bergabung dengan rombongan. Mengapa Golden Gate menjadi sangat
penting bagi saya? Ketika naik pertama kali di atas gerbang emas itu, Tuhan
memberika visi untuk membangun gereja di Semarang. Itulah sebabnya nama gereja
itu saya namakan Golden Gate Community Church (G2CC). Dan visi itu tidak
main-main. Seluruh biaya pembangunan dan isinya, telah Tuhan sediakan seiring
dengan perjalanan melangkah di dalam membangunnya, selama setahun ini. Bahkan
pembayaran uang pembangunan yang semula diperkirakan dalam dua belas bulan,
telah mampu dilunasi dalam waktu delapan bulan saja. Isinya? Tuhan sediakan
dengan begitu indah, padahal serah terima bangunan baru akan dilakukan akhir
bulan Agustus 2013 ini. Kedua kali naik Golden Gate Tuhan memberikan arahan
profetik yang sangat kuat dan itu juga terjadi. Maka ketika naik yang yang
ketiga kalinya di dalam group ini, saya percaya, pasti ada sesuatu yang luar
biasa lagi yang akan Tuhan kerjakan. Aku ingat pesan profetik yang sangat kuat
yang ditulis nabi Zakaria: Beginilah firman TUHAN semesta alam: "Pada
waktu itu sepuluh orang dari berbagai-bagai bangsa dan bahasa akan memegang
kuat-kuat punca jubah seorang Yahudi dengan berkata: Kami mau pergi menyertai
kamu, sebab telah kami dengar, bahwa Allah menyertai kamu!" (Zak 8:23). Di
atas Golden Gate itu aku berdoa memateraikan keselamatan bangsaku dan
memataraikan G2CC dengan tempat itu, yang dipercaya sebagai tempat Mesias akan
melaluinya saat Dia datang.
Berkat Jerusalem
Saya selalu mendambakan Jerusalem Blessing. Seperti pemazmur katakan: Aku
bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: "Mari kita pergi ke rumah
TUHAN." Sekarang kaki kami berdiri di pintu gerbangmu, hai Yerusalem (Maz
122:1-2). Dalam pandangan iman yang saya miliki, Jerusalem Blessing adalah
berkat yang hanya ada dan diterima di Jerusalem, kota Tuhan dimana Ia
menyatakan janji bahkan diriNya di tengah manusia. Tuhan telah memilih kota itu
sebagai jembatanNya untuk tiba dan berkarya menebus dunia. Sebuah kota kecil di
puncak pegunungan Yehuda. Saya jadi ingat tulisan seorang Rabi yang mengatakan
bahwa kota itu adalah sebuah Jembatan Menuju Tuhan (Gesher Tsar Me’Od).
Disanalah dinyatakan berkat leluhur bagi Abraham dan keturunan jasmani dan saya
sebagai keturunan rohani melalui iman kepada Yesus Kristus. Berkat itum
Jerusalem Blessing, berkat bapa Abraham, bapa Ishak dan bapa Yakub. Tiap kali
ke kota ini, berkatku dibaharui J
Tuhan memberkati
------
Dapatkan buku tentang situs-situs Alkitab
HOLYLAND: Jejak Kaki Tuhan di Tanah Suci
180 halaman warna
16 x 23 cm
Berisi: Arkeologi, Foto, Penjelasan dan Refleksi tempat-tempat suci Alkitab
di Mesir, Israel dan Jordania
Harga Rp. 125.000 (+ ongkos kirim)
Pemesanan di 081.32.585.4343 atau gloryofgodmin@gmail.com
Page Facebook untuk buku tersebut adalah link https://www.facebook.com/pages/Holyland-Jejak-Kaki-Tuhan-di-Tanah-Suci/423403551085009
Komentar
Posting Komentar