Pernah mendengar kalimat tersebut? “ Secupak gandum sedinar (Wahyu 6:6)” Rasanya ‘ngeri’ membayangkan hal itu jika benar-benar terjadi. Maksudnya jelas. Tercatat di dalam Kitab Wahyu, saat pembukaan materai ketiga, setelah materai pertama dibuka berupa hadirnya anti Kris dengan perdamaian palsunya, kemudian diikuti pembukaan materai kedua berupa penunggang kuda merah padam yang akan membawa peperangan di muka bumi; muncullah penunggang kuda berikutnya setelah materai ketiga dibuka, seseorang yang menunggangi kuda hitam membawa timbangan di tangannya. Sambil berjalan, terdengarlah suara dari keempat makhluk yang berkata, “secupak gandum sedinar!”. Maksudnya apa? Secupak adalah ukuran sebesar segenggam telapak tangan orang dewasa Timur Tengah. Jadi kurang lebih mencapai satu liter. Sedangkan sedinar adalah nilai mata uang waktu itu yang jika dikurskan saat ini kurang lebih sama dengan US$ 0.17. Dan nilai itu adalah besar upah seseorang yang bekerja sehari penuh. Coba anda bayangkan, den
Oleh: Ps. Sonny Zaluchu Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus (Filipi 4:19) SAYA membutuhkan mobil. Panther yang lama sudah sering keluar masuk bengkel dan digunakan untuk operasional antar jemput anak-anak ke sekolah. Biaya yang dikeluarkan untuk membetulkan Panther sudah melebihi ambang kepatutan. Tetapi apa daya saya tidak punya kesanggupan untuk membeli yang baru, bahkan second sekalipun, tetap tidak mampu. Dua tahun lalu, sebetulnya tersedia cukup uang yang saya tabung sangat lama untuk membeli mobil baru. Apalagi, tiga mobil yang pernah saya miliki sebelumnya, adalah mobil bekas (second). Sekali-kali saya ingin memiliki yang benar-benar baru. Dua mobil terakhir adalah mantan milik Hamba Tuhan juga sehingga dapat dipastikan jam terbang mobil tersebut sangat tinggi dan ini tentu saja berdampak pada kinerja mobil yang pasti, semakin dipakai oleh saya sebagai Hamba Tuhan di dalam berbagai medan pelayanan, ak
Mazmur 23 adalah salah satu Mazmur yang sangat banyak dikhotbahkan dan dikutip oleh para pengajar, penginjil dan orang Kristen. Mengapa? Karena di dalam Mazmur ini, terdapat bukan saja kata-kata yang indah sebagaimana layaknya puisi Orang Ibrani, melainkan mengandung kekayaan teologis yang tidak ternilai tentang janji pemeliharaan Tuhan atas umatNya. Mazmur ini ditulis oleh Daud dan digolongkan ke dalam mazmur nyanyian. Disebut demikian karena Daud menyusun puisi ini sebagai ekspresi murni berupa ucapan syukur atas pemeliharaan Tuhan di dalam dan sepanjang hidupnya. Daud merasa bahwa tanpa Tuhan, dia bukan apa-apa ! Keyakinan yang samalah, yang seharusnya menjadi alasan dan mendorong kita untuk terhubung pada Tuhan, sebagaimana Daud telah melakukannya. Kita akan belajar mengenai menjadi ungkapan isi hati Daud di dalam Mazmur 23 Tuhan adalah gembalaku, tak-kan kekurangan aku Daud memberikan satu penegasan bahwa, dalam hidupnya, Tuhan digambarkan sebagai sosok gembala. Kita mengamati b
Komentar
Posting Komentar