FAITH FACTOR

Dua belas orang diutus untuk mencari informasi. Sama seperti orang zaman sekarang yang bertugas melakukan survey sebelum memasuki sebuah geografis tertentu. Bisa riset politik, pemasaran, ataupun kepentingan sosial. Melalui riset pendahuluan, kondisi dan situasi daerah yang menjadi sasaran atau menjadi target market, dapat terbaca. Betul. Riset akan memberikan banyak sekali informasi dan menolong kita menentukan langkah-langkah yang tepat untuk bertindak dengan hasil maksimal dan cara-cara yang efektif.

Dua belas orang diutus mencari informasi mengenai tanah yang berlimpah susu dan madunya. Semua pulang membawa hasil bahkan dilengkapi dengan bukti hasil alam. Menariknya, sepuluh orang yang melakukan tugas itu kembali dengan pesimisme dengan mengatakan bahwa negeri itu tidak mungkin direbut karena dihuni oleh para raksasa dan punya tembok-tembok berkubu yang tinggi. Hanya dua orang yang menyampaikan perihal berbeda. Keduanya optimis bahwa kota Kanaan dapat ditaklukan dengan pertolongan Tuhan. Mereka sangat yakin! Pertanyaan kita, jika kedua belas orang ini, dengan tugas yang sama, akhirnya pulang dengan dua kelompok pendapat, sepuluh “lawan” dua, apa yang membuatnya tidak seragam?

Sepuluh orang yang pesimis melihat dengan kacatama empiris, kenyataan yang ada dan hal-hal yang tampak di depan mata. Demikian juga dengan dua yang optimis. Bedanya, kedua orang ini, tidak mau membatasi imannya melihat kenyataan dan tantangan yang ada. Tidak mau dibatasi imannya dengan para raksasa dan kubu-kubu pertahanan musuh yang terlihat besar dan seolah tak tertaklukan. Keduanya punya ‘faith projection’ bahwa apa yang mustahil bagi manusia, menjadi tidak mustahil kalau Allah terlibat. Itulah yang membuat keduanya melawan arus. Maka, seandainya anda adalah pemimpin yang harus memutuskan sesuatu, apakah yang mendasari keputusan anda. Angka-angka, laporan empirik yang ada di depan mata atau faith factor yang melihat dalam perspektif Allah.

Raksasa apakah yang kini sedang anda hadapi? Kubu pertahanan apakah yang hendak anda terobos? Tanah apakah yang hendak anda rebut? Gunakan perspektif “Allahiah” dan bukan perspektif “alamiah”. Kalau Allah dipihak kita, siapakah lawan kita ! Maka betapa pentingnya sebuah wordview sebab itu yang akan menentukan respon kita. Seringkali dalam memandang masalah, kita lebih seperti sepuluh orang pengintai. Tuhan tidak membutuhkan pesimisme seperti itu. Dia justru membutuhkan orang-orang seperti Yosua dan Kaleb, yang tidak pernah goyah dalam menghadapi berbagai masalah, kesulitan hidup, persoalan, sakit penyakit dan apapun yang menghadang di depan. Melalui berbagai masalah itu, kemuliaan Allah akan dinyatakan ! Jadilah orang yang punya faith factor.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SECUPAK GANDUM SEDINAR

KESAKSIAN: MOBIL BARU DARI TUHAN

TUHAN ADALAH GEMBALAKU - Mazmur 23:1-6